Header Ads

BAYU SKAK: Bill Cosby-nya Indonesia?


Sit down comedy atau komedi duduk. Arek Malang bernama Bayu Skak ini seolah melawan arus hegemoni para komika stand up comedy yang lebih dahulu menancapkan kuku kuasanya di bisnis lawak tanah air. Bayu Skak menurut pengamatan singkat saya, ia mutiara berbakat yang layak diperhitungkan.

Berbeda dengan komika stand up comedy yang berada dalam naungan manajemen besar, Bayu Skak lebih independen dalam menampilkan karyanya meski sekarang stasiun TV lokal Jawa Timur memberi slot acara khusus prime time baginya. Cobalah Anda cari videonya di youtube dengan kata kunci "bayu skak". Tontonan apa yang akan Anda nikmati?

Benar, Bayu Skak tengah beraksi dengan gaya Jawa Timur-an dirinya yang blak blakan, ekspresi yang menurut saya super kebablasan, cerita yang ia tawarkan sangat dekat dengan anak muda masa kini. Saya jadi berpikir, Bayu Skak pesaing terpanas karir Raditya Dhika.

Bayangan saya langsung mundur ke masa kecil saya ketika Bill Cosby yakni komedian kelas wahid negeri Amerika Serikat. Bayu Skak punya kemiripan dengan Cosby karena lebih memilih format duduk saat mengemukakan ide komedinya. Cosby juga mengandalkan ekspresinya untuk memperkuat karakter penampilannya. Namun jam terbanglah yang mematangkan segalanya. Bayu Skak kembali menurut saya terlampau kebanyakan garam atau istilahnya lebay untuk manusia zaman sekarang. Agaknya, Bayu Skak musti memelajari cara bagaimana Cosby meracik tontonannya dengan lebih matang secara konsep dan bumbunya pas. Ini juga pelajaran bagi saya.

Penampilan Bayu Skak di banyak video youtube memang apik. Sangat ekspresif dan menghibur. Namun pemakaian dialek Jawa Timur jika masyarakat Indonesia lebih luas menikmatinya akan tidak sampai. Saya menonton Bayu Skak sekaligus bertanya tanya:

'Kalau pakai bahasa Jawa yang ceplas ceplos keren. Tapi kalau pakai bahasa Indonesia apakah bisa sama atau lebih dahsyat?'

Saya yakin otak Bayu Skak yang kreatif dengan kemampuan bahasanya yang bak jet akan mudah me-switch PR besar ini. Jika mau melibas Raditya Dhika dan komika penganut stand up comedy yang lebih dahulu mapan, Bayu Skak musti dan tidak boleh tidak mahir pula berkomedi memakai bahasa nasional tanpa menghilangkan karakter aslinya yang cerewet total.

Selain itu, penggunaan kata kata kotor dan jorok seyogyanya Bayu Skak hindari. Menurut saya, ada tiga hal yang harus sebisa mungkin dihindari, saya baca di buku "Comedy Writing" nama pengarang lupa: kata umpatan, SARA, dan hal erotik. Bayu Skak masih dengan sangat luar biasa menyebut kata tak pantas. Bagaimana kalau ia tanpil di level nasional yang notabene anak anak dan remaja menontonnya dan kelak menjadikannya panutan?

Ritme cerita. Video Bayu Skak cenderung seperti menggeber energi. Dari awal hingga akhir boros tenaga dengan menggebu gebu. Seorang penampil musti cermat dan bijak memainkan ritmenya. Saya menonton sepuluh video sudah merasa empot empotan. Ibaratnya, Bayu Skak hanya punya gigi motor tingkat empat. Sebagai penonton pemulanya, saya tergopoh gopoh.

Secara total, Bayu Skak ialah talenta yang layak naik kasta ke nasional. Poin poin masukan di atas hanyalah penilaian pribadi saya yang sangat subjektif. Bagaimanapun, saya bersyukur mendapat tautan dari teman Facebook yang mengenalkan saya pada sosok muda berenergi melimpah bernama Bayu Skak.

Selamat berjuang, Kawan! 

InsyaAllah Sabtu, 22 November 2014, saya akan menonton dan mencuri ide ide segar dari penampilan Anda di Helofest di Senayan, Jakarta!

Tidak ada komentar