Header Ads

MENPORMIS


Kumis lagi dan kumis lagi. Meski Imam Nahrawi sang Menteri Pemuda dan Olahraga sekarang berkumis tipis, tetap saja menambah panjang rentetan Menpora berkumis. Saya jadi curiga ada "Jaringan Lelaki Berkumis" yang sudah pesan kursi atau menandatangani traktat untuk mengisi jabatan Menpora selamanya. Wah, bagaimana nasib lelaki tak berkumis? Tak punya harapan karir di Kementrian Pemuda dan Olahraga, dong? Terus, tak ada jaminan perempuan mengisi jabatan itu? Atau, si perempuan musti punya kumis minimal tipis tipis lembut? 

Secara penilaian pribadi, saya kapok punya menteri pemuda dan olahraga berkumis. Dault, Mallarangeng yang koruptor itu, apalagi Suryo si tukang oprek komputer sangar, menurut saya sekali lagi, tak sumbut dengan kumis tebal mereka. Semuanya mbledhos alias meledak! Mereka bukannya menteri tetapi penghancur martabat lelaki. Citranya di masyarakat, lelaki berkumis tebal ialah perampok duit rakyat, tidak setia, dan ngomong melantur kaya mas Suryo. Kalau tak percaya, sila bertanya sama Ijah pembantu Kompleks Duri. 

Saya bertanya tanya "Apa sih untungnya Menpora berkumis?" 

Tanya kawan tanya sobat, mereka malah nyinyir binti mencibir jika menpora berkumis ialah takdir Alloh yang harus kita terima. Baik buruknya tak bermasalah karena itulah pemberian Tuhan. Kok janggal, ya? 

Oke, saya ubah nama Menpormis sekarang: Menteri Pemuda Olahraga Berkumis. Saya pikir pikir, kumis mengesankan sosok yang dewasa, mengayomi, dan misterius. Oh, tidak, tidak, tidak! Saya telah menemukan jawabannya! 

Menpormis sengaja diciptakan agar para atlet terbuai dengan kumisnya. Kumis itu berdaya magis luar biasa agar olahragawan dan olahragawati manut disuruh ini dan itu. Atlet harus mau ditekan agar memproduksi medali sebanyak banyaknya. Secepat cepatnya. Melalui kumis, setiap ucapan Menpormis adalah sabda yang berlaku melekat pada jiwa atlet. Gampanganya "Kau siap jadi atlet, siap kerja rodi". Meski, catatan penting saya, jaminan masa depan suram. Kumis ialah kepatuhan tanpa kekritisan. 

Pada detik ini, saya tak menganggap remeh Imam Nahrawi sebagai Menpormis yang baru. Latar belakang dirinya yang tidak begitu dekat dengan olahraga barangkali malah mencuatkan olahraga Nusantara yang saya sebut sudah binasa. Saya tak berprasangka buruk jika Nahrawi akan melibatkan para kiai PKB mengurai permasalahan olahraga kita yang ambruk seambruknya. Tetap saya sebagai anak bangsa berpikir positif, memberi sokongan, dan mengirim doa agar seorang Nahrawi mendapat jalan keluar mengangkat olahraga nasional. 

Semoga semakin berkurangnya volume kumis pada Menpormis dari periode kabinet ke kabinet nantinya, semakin terang pula nasib pemuda dan olahraganya. Paling penting dari semua itu, kami rindu Menpora sesungguhnya yang bukan Menpormis yaitu ia yang tak berkumis agar benderang prestasi olahraga pemuda yakni KAMI.

Tidak ada komentar