Header Ads

KURSI KURSI RODA AJAIB





Memasuki bengkel 'Roda untuk Kemanusiaan' di Jalan Kabupaten Sleman, saya teringat oleh tante saya di kampung halaman. Suwiji namanya. Ia sedari kecil layu kaki dan musti menggunakan alat bantu kruk atau kursi roda untuk membantu aktivitasnya ke sana kemari.

'Kalau si tante ikut ke bengkel pembuatan kursi roda ini,' batin saya di antara sibuknya para karyawan perusahaan di sini yang berfokus pada kegiatan sosial. 'Tante akan beli biar lebih gesit bergerak!'

Wah jangan ditanya seberapa aktif tante saya. Ia tidak mau kalah dengan sebayanya waktu kecil dulu. Ibu saya pernah bercerita jika tante tak mau menyusahkan orang lain. Hanya kondisi tertentu yang benar benar membutuhkan bantuan, ia baru memintanya. Hidupnya berkecukupan karena ia pengusaha yang ulet dan yakin akan kemampuannya sendiri.

'Atau, kubelikan satu kursi roda sport buat tante, ya? Kukirim lewat paket ekspres biar dia terkejut!' seru saya dalam batin kembali.

***


Jalan Kabupaten tidak seriuh di kota yang debu debu menyatu dengan udara kotor Jogja. Di tempat ini, kanan kiri jalannya rimbun oleh pepohonan hijau. Orang orang yang berjalan tampak tak angkuh, tak menunduk sibuk memainkan telepon pintar, wajah mereka cerah lurus lurus dengan badannya tegap. Saya berpikir, Jogja yang sesungguhnya bukan di Kota Joga, melainkan salah satunya di Jalan Kabupaten Sleman ini. Nyaman lebih tepat di sini.

Pun saya mengobrol dengan Mbak Murni, salah satu pegawai di kantor 'Roda untuk Kemanusiaan'. Ia renyah saat berbicara dalam tempo sangat cepat yang menandakan kecepatan otaknya kencang. Saya cermati pemikirannya dan kepeduliannya terhadap orang orang berkebutuhan kursi roda. Difabel Kursi Roda ia menyebut. Bukan "cacat" karena sebutan itu tidak nyaman bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Mbak Murni menjelaskan jika pengguna kursi roda di Indonesia sangat banyak. Jogja relatif baik dalam penyaluran kursi roda ketimbang kota lain. Ia menyebut ini PR kita bersama. Memang, kita harus mengakui jika berbagai fasilitas umum di dekat kita seperti gedung, kampus, pasar, pusat hiburan, sangat tidak bersahabat dengan difabel. Tidak ada jalur khusus untuk para difabel membuat akses mereka menikmati segala hal terhambat.

'Banyak orang tua yang malu punya anak difabel.' ucap Mbak Murni.

Kisah mengharukan Mbak Murni ceritakan pada saya ketika memberikan bantuan kursi roda kepada seorang gadis yang selama dua puluh tahun dikurung orang tuanya karena malu memiliki anak seperti dia.

'Senyumnya membuat saya tak bisa mengungkapkannya. Itulah letak kepuasan saya bekerja. Tidak ternilai!' tambah Mbak Murni.

Banyak yang saya dapatkan dari diskusi dengan Mbak Murni di Senin lalu yang sebagian besar isinya bak film penguras air mata. Saya menerimanya dengan lapang hati. Namun saya tak harus larut dalam cerita sedih ini. Di luar sana, banyak para difabel berkursi roda hebat yang menginspirasi orang banyak. Salah satunya: Suwiji tante saya.

Mari merapat di www.rumahdanie.blogspot.com

2 komentar:

  1. dmn alamat bengkel kursi rodanya mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Sleman, mas. Coba kontak mbk Sri aj klau mau info ya
      081392938733
      Bilang saja teman mas Danie atau andhy capoeira

      Hapus