Header Ads

Toni si Polisi Salah Gen: Operasi Lilin Lilin Mesum

Saat Toni berdaster dan mengajakku berdansa rasanya dunia runtuh. Leherku tercekat, tak mampu bernapas, dan penglihatanku kabur seketika. Kuumpat dalam hati, berkali kali, dan Tuhan ampunilah aku, sepertinya aku berpunya teman yang sangat aneh. Polisi sinting bin edan.

Tangan kanan Toni menggayuh remote pemutar DVD dan sekejap muncul biduanita dangdut tiga biji yang kalap memutar mutarkan kepala mereka. Mereka menyebut diri sebagai: Trio Kematian.

'Itu kau lihat, Mas Danie!' tunjuk Toni pada layar TV. Ia berhenti mendansaiku dan duduk di sofa. Aku lega.

'Mereka hasil gerebekanmu, Mas? Dan kamu didik jadi penyanyi dangdut?' tanyaku.

'Sembarangan kau, Mas!'

'Oh bukan ya?'

Toni menggerakkan telunjuknya beraturan. Ke kanan kiri mengesankan aku tak boleh berprasangka kepada tiga perempuan di layar. Terhadap apapun.

'Ceritanya begini.' ucapnya sambil menuangkan kopi dari teko ke cangkir. Ia menyeruput tenang. Kuikuti.

***

Malam itu malam Jumat Kliwon. Entah kenapa sang komandan mengistruksi anak anak buahnya termasuk Toni untuk melancarkan Operasi Lilin, suatu penggerebekan bisnis prostitusi kalangan menengah ke bawah di Pantai Samas.

Kutanya Toni, 'Kok namanya Operasi Lilin?'

'Aku nggak tahu juga. Anak buah cuma melaksanakan perintah!' jawabnya. Tapi ia berjenggit mengoreksi. 'Kayanya kalau nanti nemu pasangan mesum akan kami siksa disundut lilin biar jera!'

Wah, menarik sekali. Aku jadi berpikir kenapa tentara AS saat memburu dan menangkap dan membunuh Osama bin Laden tidak menerapkan jenis operasi kaya punya tim Toni? Kan tidak mengeluarkan jutaan dolar, menginvasi Afghanistan Irak atau negeri lain.

'Jam berapa berangkat, Mas Toni?' tanyaku antusias.

'Sebentar. Ada telepon bos!'

Kembali, cerita tertunda.

-----

Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie.­blogspot.com

Tidak ada komentar