Tidak adil jika menyalahkan orang orang Arab atas kejadian semua ini. Pembela buruh migran boleh lantang meneriakkan kegamangan mereka atas hukuman yang telah dan sedang ditunggu para TKW. Emosi hanya menunjukkan lemahnya penguasaan diri bangsa kita. Tapi, sebetulnya apa akar masalah dasar untuk kita benahi bagi ketenagakerjaan luar negeri?

TKW ada karena kebutuhan. Mereka yang ingin mentas dari kemiskinan, tergiur dan silau iming iming gaji berjuta juta adalah alasan awal. Setelah masuk ke negara majikan, bekerja, walhasil banyak TKW membunuh majikan. Alasan tengah ini dilanjutkan dengan eksekusi berupa rajam, pancung, atau cambuk.

Memotong jalur masalah TKW adalah di alasan awal.

Stop pemberitaan TV tentang kekerasan.

Adakah hubungannya?

Ada. Jelas ada.
Ibu ibu yang sebagian besar waktunya di rumah, selain hiburan anak, TV menjadi kotak ajaib pengisi hari hari mereka. Apa lacur, TV di Indonesia adalah sampah. Berisi tayangan 80% kekerasan, glamoritas semu, nir pendidikan, seks, semua itu merasuk mantap di otak para ibu. Inilah racun teramat sadis. Ya, TV di Indonesia merampas kreatifitas ibu ibu. Yang seharusnya bekerja sambilan menambah penghasilan suami, malah bermimpi tak jelas arah. Mental mereka rapuh. Lalu jika mendapat tekanan ekonomi, ia lari ke PJTKI, mendaftar kerja asal asalan.

Di Arab, tak mungkin dimungkiri, budaya mereka keras. Watak mereka frontal berlawanan dengan negeri kita yang lembek. Akhirnya mental rasukan TV meluap berupa MEMBUNUH.