Header Ads

Meniti Pelangi tanpa Minum Arak

Bermain di pelangi. Bersama satu bidadari yang mengantarku dari telaga. Membelitkan selendangnya, membawaku terbang. Ia mengenalkan ini biru hitam hijau dan warna lain. Padahal aku buta warna.

Kakiku menyentuh pelangi sesungguhnya. Tidak seperti yang aku pikir selama ini. Lembut, agak dingin, dan antara gas dan cair. Panjang sekali. Aku pikir cuma beberapa meter. Wah, ternyata benar: Rasakan dahulu, baru berkomentar. Tidak boleh sembarangan membuat simpulan. Semua harus dipelajari sebelum memutus si anu begini begitu.

Bidadari memberi penjelasan terperinci. Ditambah parasnya yang membuai, perjalanan ini meniti pelangi ini tak menjadi membosankan. Sang Bidadari berselendang merah muda ini sangat fasih. Bercerita asal mula pelangi, siapa yang suka ke sini. Ah, aku jadi cemburu. Jangan jangan, banyak pemuda ia bawa ke sini. Sama seperti posisiku sekarang.

'Mas, jangan berpikiran kotor!'
Aduh, dia bisa membaca pikiranku. Aku lalu menahan pikiran kotorku. Dan menggantinya dengan harapan harapan yang indah.
'Begitu lebih baik. Karena di pelangi, kita tak boleh bertindak jahat. Pikiran juga harus bersih.'
Oke, aku harus hati hati.

Pelangi. Pelangi. Dan pelangi.

Meribut di www.andhysmarty.multiply.com

Tidak ada komentar