Header Ads

Rennaisance a la Naturalisasi

Naturalisasi menjadi ganti. Beranggapan itulah renaissance. Dari gelap menuju terang. Tak perlu berkonsultasi dengan Raden Ajeng Kartini, tentang dilema ini. Permasalahan bak pengalihan kekalahan tapi disukai. Yang jika dipikir mendalam,melukai nurani sebagai anak negeri.

Naturalisasi adalah bom waktu yang sudah meledak. Menjadi candu yang siap menggerogoti sendi sendi bangsa. Dianggap sebagai solusi dari segala biang keburukan. Seolah seperti Tukang Sapu yang berhasil dengan tangkas membersihkan lantai lantai kotor. Dan sungguh aneh jika ini diteriakkan oleh para pemimpin negeri. Yang sejatinya memiliki talenta talenta berbakat.

Ah sudahlah.

Jika ini dianggap benar, maka terjadilah tanpa harus disesali.

Haruskan ini terjadi di saat bangsa ini kelimpungan mencari jati diri? Justru digembar gemborkan oleh orang orang di seluruh penjuru negeri.

Keparat, bangsat. Berkali kali dipermalukan oleh bangsa sendiri. Tak ingin berpikir pun, menjadi pemikiran serius untuk sekadar diperbincangkan dengan teman.

Sungguh tindakan gegabah. Meski saya tahu, para naturalisasi itu akan dicampakkan juga saat tak memiliki tenaga. Dan pemimpin berbalik muka untuk melejitkan anak anak bangsa sendiri. Yang berdarah asli. Dasar seribu dasar. Bangsa yang aneh, suka bergoyang sana sini.


Tidak ada komentar