Header Ads

Meja Baru Eksentrik

Meja baru. Bukan milik saya. Kepunyaan teman saya. Dan saya pinjam sebentar, untuk saya belajar. Meluruskan punggung, setelah beberapa waktu terus membungkuk, mengetik, dan membuka buka lembaran buku. Betapa tak bisa berkonsentrasi dengan gaya ala para Samurai penuh rasa prihatin. Sekarang, saya bisa belajar dengan semestinya. Meski, tak tahu berapa hari lagi, meja ini diminta kembali oleh teman saya. Setidaknya, saya sudah berusaha. Dengan segala kekurangan yang ada, saya masih bisa bersikap, dengan keadaan, melejitkan segala potensi yang saya miliki untuk bertahan hidup. Dengan cara apapun, dengan selihai mungkin.


Rasa malu itu sudah saya buang. Lenyap bersama angin dan jatuh ke samudera menjumpai ombak yang bergulung gulung, dan entah pantai mana yang akan ia singgahi. Sampai sinyal saya harus berhenti ada, saya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu bagaimana cara bertahan. Bertahan. Dan bertahan. Itu serasa sudah cukup untuk saat ini. Tak ada senjata lain. Untuk waktu lain, berlaku menjadi orang baru. Yang tidak hanya bertahan, tapi menunjukkan senjata pamungkas membidik musuh. Menaklukkan tantangan yang dari hari ke hari selalu berganti. Berupa wajah wajah yang sulit dideteksi, mimikri, layaknya seekor kadal mengecoh lawan. Itu suatu hari nanti.


Saya selanjutnya berdoa, semoga teman saya yang memiliki meja ini, mendapat bantuan dari Tuhan. Apa saja yang ia inginkan, berwujud di bumi ini ke tangan dirinya. Agar ia bahagia, sebahagia diri saya yang tak perlu lagi membungkuk saat mengetik. Terima kasih Tuhan. Segala puji bagiMu yang telah memberi karunia kepada pemilik meja ini, dan saya yang meminjamnya. Untuk beberapa hari saja.

Tidak ada komentar