Header Ads

Agnes: Ia Binatang yang Butuh Pengakuan

Agnes mendekatiku. Tanpa busana, badan penuh kotoran, wajah membuat iba, sesekali melemparkan senyum. Tak tega, mendadak cuekku raib, aku mengelusnya.

'Sudah makan hari ini Sayang?' tanyaku memberi perhatian.
Ia tak menjawab. Bahasa tubuhnya menunjukkan keletihan yang pelan pasti hilang di tanganku. Ya, meski tak memberinya baju penghangat tubuh, aku siap memelihara Agnes.

Agnes berperawakan cilik. Kurus dan berbuntut panjang. Sayang jika Anda menebak ia manusia. Kucing. Melengkapi Thomas dan Mui, ia datang tiba tiba. Desas desus menyebutkan, Agnes anak kandung Thomas dan Mui yang dibuang. Dan kini balik menuntut pertanggungjawaban. Aku meraba, ia tak mengharap akta kelahiran atau akta jual beli tanah, terlalu rumit prosedur pembuatannya, Agnes hanya meminta pengakuan.

Kulempar kata 'Agnes' spontan. Kujungking pantatnya ternyata ia tak memiliki skortum. Betina. Tanpa hak keseteraan gender tentunya. Binatang. Agnes nama yang tepat, memancarkan pesona yang abadi.

Dan, rumahku menpunyai anggota baru. Agnes.

5 komentar:

  1. duuuuhhhhhh gak ngerti gw buwkkkk.... bahasa lu tinggi....

    tambah hebad aja tulisan mamakku ini...

    BalasHapus
  2. Guwe cowok jeng. Sini kususuio kalo lu ngeyel panggil guwe ibuk ama mamak.He6
    Kupikir apa aku pakai daster ya. Ah sial.
    Alah tulisan parno gini lu puji.

    BalasHapus
  3. Rawon Setan kukirim ke Cinambo. Segera. Mpok Windu dibagiin. Oke

    BalasHapus
  4. wakakakakakakakakakakakakakakakak... *ngakak guling2an*

    BalasHapus