Header Ads

Bibir Bermadu

Kuusap madu ke bibirmu. Kau kecapkan dua kali, menampakkan jalinan gigi indah yang selalu tak mampu kukesiapkan. Jari telunjukmu berganti membasahi bibirku yang kasar oleh bualan. Terkatup tak bergetar, kutahan sejenak, kupejamkan mata menikmati aliran rasa yang bergulung gulung mendebur hingga ke sungsum.

Malam purnama ditiup angin hangat yang mendirikan bulu tangan kita. Bulan tanpa bercak, nyiur merunduk menaungi tubuh yang kita balut oleh busana putih. Hati sama yang kita inginkan, terbang saat bibir madu kita bersatu.

Tidak ada komentar