Header Ads

Tinju adalah Kesucian

Jika kau tak ingin tulangmu remuk, jangan melihat zanzak. Matamu akan juling dan menerima sebuah trauma yang tak akan hilang sepanjang hayat. Mengenakan sarung tinju dan melilitkan tali ke pergelangan tangan adalah haram bagimu. Tinju tak membutuhkan kecengengan, mati kau dibuatnya. Ini olahraga suci, pertarungan harga diri yang tak ingin jiwa kerdilmu tersayat. Pukulan bertubi tubi akan menjadikanmu serpihan tak bermakna. Membuatmu masuk ke lubang penderitaan karena tak mampu menahan serangan. Jadilah apa yang kalian yakini, asal jangan petinju.

Aku tak pernah menyesal memilih jalan ini. Tak sebersit hatiku bertanya mengapa Tuhan tidak adil menjadikanku seorang petinju. Muka lebam usai ayah bertanding, malam malam pulang rumah dalam mabuk, seakan membuatku muak melihat keseharian petinju. Berlatih tak mengingat waktu, bertinju, menang dan mabuk mabukan. Dari kecil aku melihat ayah seperti itu. Hingga secara tak sadar aku mendapatkan perlakuan tak senonoh dari teman sekolahku. Gunjingan yang mereka layangkan sudah tak dapat kuterima. Mereka yang mengatakan ayahku 'petinju kelas bir hitam' membuatku panas. Kuhajar mereka di taman sekolah, hingga salah satunya mendekam di rumah sakit. Tulang hidung dan iganya patah dan harus menjalani perawatan penuh. Sejak saat itu aku dendam dan bertekad membuktikan bahwa omongan mereka tak beralasan.

2 komentar:


  1. Kau bisa tinju ya, Ndhy? Olah raga paporitmu apa sih?

    BalasHapus
  2. Tinju? Dikit wahaha.
    Aku suka berenang. Selama di Rotterdam ni jarang olahraga. Ntr blik YK aku akan rutin berenang

    BalasHapus