Header Ads

Menuju Pantai Harapan: Berselingkuh dengan Alam

Aku diam bukan tak peduli. Kuatur napasku untuk menjumpaimu. Di pantai harapan tempat kita membicarakan masa depan. Tertawa lepas mengingat pertemuan pertama. Dijalur maya yang semu. Ah, itulah kita dengan keganjilan yang mengikuti.
Kau pun diam, tak menyapa. Seakan kau menpermainkan hatiku. Menahan hasrat yang kutahu sama. Bermimpi menemukan jiwa bersama. Malam menjadi pekat saat cerita bergulir. Dari tinta yang turun. Pena.
Lalu aku bertanya: mengapa jarak yang kita pilih. Tak takutkah dirimu pada keselamatanku? Kelakuanku mungkinkah berdenging di hatimu?Hingga tak mungkin kau lelap tidur. Kau pasti bertanya pula. Sama.
Jika kau mau, kutinggalkan bendaku menujumu. Hidup berdua, tidak di rumah bundamu, tapi di tempat yang jauh. Hanya pertemuan yang dapat menerangkan. Suatu saat, suatu tempat, suatu keinginan.
Satu yang kuinginkan darimu, dari kita. Tetap atur permainan ini. Menyemarakkan hidup dengan cerita kita.
Menunggu waktu, menahan gemerincing koin, menjemput kekasih.

Tidak ada komentar