Header Ads

Meledakkan Amarah

Hai bangsat yang ada di sana. Ingatlah selalu diriku yang pernah menghambamu. Merendahkan posisi dan idealismeku di bawah telapak kakimu yang berbau busuk. Aku sekarang muak, dulu muak kutahan, dan selanjutnya ingin kukubur dalam-dalam sedalamnya ke dalam liang lahat bersama para pemimpin dunia yang busuk. Aku ingin menunjukkan sesuatu kepada kalian, bahwa aku tak mudah untuk dikalahkan. Wahai pemimpinku yang kini bermain bersama anak-anakmu di teras didampingi segelas kopi panas super manis dan biskuit yang aku rasa beracun. Nikmati kesendirianmu di kantor tanpa seorang genius yang berhasil menjual _____ visimu. Tak akan ada lagi seorang dengan darah mencuat yang menjadi hujan harta. Kini aku sendiri, tapi jangan kau tersenyum puas terlebih dahulu, aku belajar mengenal hidup seperti dirimu dahulu, yang mengais dan mengemis pekerjaan karena tak tega istri dan anak kecilmu kelaparan. Aku di titik yang sama denganmu, Bangsat.
    Sudahkah kau menikmati tidur-tidur siangmu yang panjang? Berada di dalam akuarium buram yang satu orang pun tak berani untuk menegur, "Hai Pak, ini kantor bukan ranjang tempatmu melepaskan air mani!"
    "Istri diam tak pernah memberimu sangsi, ya? Tak mampu membedakan kepentingan perusahaan dan biologis menandakan kau adalah monster biadab yang sebentar lagi tewas."
    Hai bangsat yang ada di sana. Apakah sudah kau temukan seorang pembantu yang sekelas denganku. Setaraf denganku yang kau anggap rendahan. Yang sedikit di atasku, di atasku sekali, atau menyamai dirimu yang merasa pintar sendiri. Aku yakin kau akan menemukan orang yang berada di bawahku. Tanpa semangat, kenekatan, dan yang paling mengerikan adalah ia akan mundur dalam hitungan bulan. Tak lebih dari setahun. Karena tak kuat menerima beban darimu yang sebesar gajah berkelamin ganda. Antara menjual produk dengan deras, kualitas yang tinggi, dibarengi tunduk dengan gaya kepemimpinanmu yang feodal. Semoga saja budakmu kuat. Sekuat diriku.
    

15 komentar:

  1. Edit:kalian,sedalamny.Pnggunaan kata busuk diulang,hndari
    Cb cek lg

    BalasHapus

  2. Nah, kiranya kau bisa membuka sebuah usaha baru: melatih dan men-training para anak bermental kacung, untuk dijadikan karyawan tangguh bagi si Tuan Besar mantan atasanmu dulu. Sungguh besar kontribusimu, Teman. Menetes air dari organ vitalku.

    BalasHapus
  3. Aq dan dia sudah hidup satu rumah tanpa ikatan pernikahan.Kami bebas memakai gaya apa saja.Yang pasti,skrang kami lebih bisa memahami.
    Tp maaf Pha.Aq g mau jd pendendam.Ga baik bg jiwa.Pnulis yg baik hrs bs brjwa bsar.Ok?

    BalasHapus
  4. Ya udah aq sopan.Tak pake sorban!Puass??Ha6

    BalasHapus

  5. Bersorban tak berkancut, sama saja. Kenakanlah kancut favoritku yang kuhadiahkan untukmu itu, Diajeng.... Nyamankah kau memakainya? Apa, tidak? Makanya kamu cukuran dulu!

    BalasHapus
  6. Aq mmbyankn pembaca novelmu tuh tiap bobo ngigau "kancut ... Kancut'' alangkah santun negeri ini.Kamu lyak dpt kalpataru!

    BalasHapus
  7. Bisa. Aku sumpalkan ke mulutmu hahahahaha

    BalasHapus

  8. Ih, serial rapist ternyata, kau ini. Senengane daun muda kek aku ini. Tatut agh.

    BalasHapus
  9. Dasar otak mesum!
    Intelektualitas seputar selangkangan.Ha6
    ayolah,km insan Rindunesia,jngn bwt malu bangsa.Berkarya hebat tidak hanya esex2.Kalo ngesek ckup dkamar pribadi.Okeh.Kutunggu dipengkolan!

    BalasHapus

  10. Jangan berkemben, Idhandy.... Tak puas mata binalku menyantap kemolekan tubuhmu.... Apa sih.... Saru.

    BalasHapus
  11. Pha.Idayu tu dr ida ayu.Kalo idhandhy,y g tepat.Menurutku.Mending kau sebut aku:Lamunan di Tembok Derita Tralala

    BalasHapus

  12. Aku suka melamun, biar kesurupan arwah Tuan Editor.... Dubidubidam hei hei heeeeeiiii....

    BalasHapus
  13. Yee ... Nakal bgt ni anak.Aq tali pake kolor Nyai Dasima,Kau!

    BalasHapus