Header Ads

Futurephobia: Melepas Belenggu Masturbasi Jiwa

Galau, mau melangkah sulit. Menjejakkan kaki ke bumi yang tak bersahabat lagi membuatku linglung. Aku harus menempuh jalan yang mana, yang ini atau itu, yang kanan atau kiri, semua membuat pikiranku yang keruh menjadi semakin kotor oleh ketakutan yang membelenggu. Berniat menempuh hidup baru, tapi bayangan akan tembok yang meninggi membuatku kecut hati. Jiwaku beringsut tak mampu lagi mendobrak keadaan yang sering kali kuprotes. Dalam derita yang kubuat sendiri, aku terus berkutat dengan segala permasalahan yang menggenggam jiwaku. Di tangan masalah yang sebenarnya tak perlu terlalu kugembar gemborkan. Inilah keputusanku, risiko telah kuterima, dan harus kucari akal untuk menerobos hutan gelap ini. Meninggalkan perdu, pohon penuh duri, rumput yang mengering, dan awan hitam yang menyelimuti seluruh wana. Wana nestapa.

Takut, masa depanku akan kuarahkan ke mana. Ke sana kemari, atau sebaliknya aku kembali ke desa tempatku bisa bermanis manja dengan kedua orangtuaku. Menyedot kembali susu dari puting ibu, atau meminta ayah untuk mendaftarkan diriku sebagai calon pegawai negeri sipil, seperti teman-temanku yang ingin menjadi abdi bangsa. Masa depan adalah ketakutan. Dan aku menjadi semacam tumbal dari segala obsesiku. Penting, tidak penting, membaur menjadi satu. Pikiranku bebal, jiwaku sesat, aku tak mampu mengukur seberapa besar kemampuan diri. Kakiku tak mampu bergerak. Dipasung oleh diriku sendiri, pikiranku sendiri. Bukan orang lain.

Takut, seperti seorang janda yang kedinginan setiap malam,atau seorang perawan tua yang gundah gulana membayangkan artis pujaannya yang masih bujang. Jadi apa diriku? Aku akan makan dengan uang apa? Uang haram, uang hasil merampok ATM, atau aku harus memohon kepada ibu, Ibu bantu aku, anakmu sudah tak mampu menghasilkan uang. Bahkan untuk membeli kondom eceran sudah tak mampu. Kali ini saja ibu. Selanjutnya aku akan terbang ke negeri seberang menjadi TKI dan kukembalikan lagi. Ini sebagai modal utama kita mendapatkan uang. Setelah negeri ini tak mampu memberikanku kepuasan. Orgasme yang tak sampai. Hanya dalam hitungan detik, ada orang yang menggangguku melakukan masturbasi jiwa. Selebihnya aku merengek karena memohon waktu untuk melakukan lagi. Onani hati. Masturbasi jiwa. Seniman tak waras yang ingin menggenggam dunia, tertahan oleh derita a la Meggy Z yang tersohor di kalangan dangdut bangkotan. Selanjutnya muncul para pedangdut dengan model baju bocor di mana mana dan menggoyangkan pantat buriknya untuk memuaskanku. Aku sebagai seniman merasa, aku harus seperti mereka. Menanggalkan jiwaku demi sesuap nasi. Aku takut dengan masa depanku. Futurephobia.

Dengan ikhlas aku tinggalkan sedikit idealismeku. Aku tahan untuk beberapa hari ke depan kulambungkan lagi. Saatnya melihat kenyataan yang sering kutatap dengan sebelah mata. Aku masuk ke dalam alam imaji yang ternyata membuatku angkuh. Sombong bahwa hidup adalah sebuah kenyataan pahit untuk mencapai hal manis. Dan aku belajar mulai dari sekarang, ingin menggabungkan rasa pahit dan manis itu menjadi olakan rasa yang bisa dinikmati kapan saja. Tidak sekarang, tapi jauh ke dasawarsa selanjutnya. Ini aku, itu kamu, mari kita bersahabat. Jangan putus harapan. Masa depan ada di tanganmu, Tuhan, dan kita. Untuk apa saling bertengkar demi futurephobia. Semua hanya ilusi, mari kita sambung diri dengan melangkah kembali. Pelan pelan, tak tergesa gesa. Pejamkan mata sebentar, bukalah dan nikmati hidup. Simak semua yang terjadi. TULISKAN.

5 komentar:

  1. hope you'll find what you're looking for real soon...:)

    BalasHapus
  2. judulnya melanggar UU pornografi hahaha

    BalasHapus
  3. @ mb Ary: Obat cacing membuat stresku reda. Bangkit Sunjaya, roker legendaris. Sukmanya merasukiku. Bangkit! Pekikkan hati!

    @ariel:Hidupku tidak di permukaan.Undang2 tak tahu hati insan. Jika anggota Dewan rela memasang celana dalamku, aku rela dijebloskan ke bui. Judul cuma sensasi. Isi buanglah ke lubang WC! Ha6.Salam damai buat orang Aceh.Aku sebagai orang Jawa,meminta maaf atas dosa yang kami perbuat.Tulus.

    BalasHapus
  4. wah...wah..wah. kisah nyata sedikit didramatasi ato rekaan semata ni?..kalo nyata sedih amat..btw sudah menapakkan langkah untuk menggenggam dunia belum niiih.. salam

    BalasHapus
  5. He6. Apalah arti fiksi non fiksi.
    Menggenggam adonan kue sajah.He6
    salam juga

    BalasHapus