Header Ads

Menyetir Mobil = Menyetir Istri?

Waktunya menyetir mobil. Ini pemberian orang terkasihku, istriku. Mobil yang sudah kucita-citakan sejak lama. Warna biru kesukaanku, lambang dalamnya samudera yang membentang luas. Atau, langit yang menyelimuti bumi. Hangat dan syahdu.
    Aku tak menyangka istriku membelikan hadiah istimewa ini. Di hari ulang tahunku. Tak pernah satu ucap pun kulemparkan ke telinga istriku. Hanya kupendam dalam-dalam keinginanku memiliki mobil biru cerah itu. Kugelontorkan melalui tulisan tak bermutuku di komputer rumah. Memang aku suka bermimpi dan merumuskannya di balik kata-kata, yang menurutku indah. Mungkin saja istriku membacanya dan menabung untuk jangka beberapa tahun. Dia menyisihkan sebagian uang yang kuserahkan padanya. Aku rasa seperti itu.
    Sungguh beruntung aku mempunyai istri seperti dia. Mengejutkan dan kadang melakukan tindakan di luar jangkauanku sebagai suami. Pantas saja dia selalu mengarahkanku untuk menjadi insan yang sederhana; makan seadanya, selalu menasihatiku untuk menggunakan sepeda jika pergi ke kantor. Rumah dan kantorku berjarak hanya satu kilometer. Rasanya tak adil pada tubuh sendiri, dan memanjakannya, sedangkan kaki kita masih mampu mengayuh. Alangkah bahagianya aku menjadi suaminya.
    Sepenuhnya aku memercayainya, semoga ini terus menjadi rujukan bagi hubungan kami. Kepercayaan dan kepasrahan. Aku mencari rezeki, dia yang mengolahnya. Tak sepeser pun aku memegang, semua yang mengatur istriku. Aku menutup kuping dengan berita miring atau pun skandal yang ditayangkan televisi. Semaksimal mungkin aku dan keluargaku menghindari tayangan gosip artis beken. Kami merancang dan membangun fondasi keluarga tanpa pendidikan dari televisi yang kadang tak berpihak pada kesehatan mental para keluarga. Jalan kami berbeda, biarkanlah para penggila kemahsyuran terus melata di panggung hiburan.
    “Ayah, ini kupersembahkan kepadamu sebagai rasa sayang ibu kepada Ayah.”
    Dia tersenyum manja.
    “Maukah ayah berjanji.” tambahnya.
    “Apa yang kau minta, Bu? Ayah akan lakukan semua yang diinginkan Ibu.”
    “Benar, Yah?”
    “Mana pernah Ayah berbohong pada Ibu.” Jawabku.
    “Maukah Ayah menjual mobil ini kembali? Ayah sudah pernah merasakan memiliki mobil biarpun sebentar bukan?”
    “Lho, bukannya Ibu baru membelinya?”
    “Benar, tapi Ibu lebih senang jika Ayah bersepeda seperti biasa. Ibu takut kalau Ayah berubah. Biarkanlah cita-cita Ayah untuk memiliki mobil hanya dalam hitungan menit, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali.”
    Aku tercengang. Bagaimana bisa istriku berpikiran cerdas seperti itu. Hasratku memang telah terobati. Tapi istriku lebih memilih suaminya apa adanya. Ialah diriku. Rasa sayangnya menjadi berlipat sejak dia mengatakan permintaan itu. Aku kagum padanya. Dia tidak ingin aku kendur sedikitpun dan memihak pada kemalasan. Mobil hanyalah impian yang untuk zaman sekarang belum begitu mendesak. Masih ada cita-cita lain yang harus kami wujudkan. Menghasilkan anak dan kelak mendidiknya menjadi manusia yang bijaksana. Semoga aku dan istriku menjadi makhluk yang menyatu. Semoga. Akan kami ukir dunia dengan pahatan cinta dan kasih sayang. 

6 komentar:

  1. karakter istri yg luar biasa
    lg pula skrng kan trendnya 'bike to work'

    BalasHapus
  2. Aku membayangkan, istriku pas naik sepeda itu sambil pakai halo-halo.
    Ngumumin ke para tetangga, kalau dia jualan bakso.
    Rasanya seruw.
    Kalau dagangan lancar, aku cukup di rumah saja. Dia yang bekerja! hahaha

    BalasHapus
  3. hebat donkz ... bisa naik sepeda pake 1 tangan :p
    istrinya jualan bakso ... mas andhy bersih2 rumah
    pasangan yg kompak sepertinya :D

    BalasHapus
  4. Kami dulu pasangan ganda campuran bulutangkis
    Kadang juga nyambi bisnis benerin genteng bocor
    Dia yang di bawah ngelempar genteng serep, aku nangkep.
    Kamu jangan cemburu ya ... hihihi

    BalasHapus
  5. yakin mas andhy dan istri dulu atlit bulu tangkis??
    karena klo punya sambilan bisnis benerin genteng bocor, dgn gaya lempar tangkap sepertinya sih kalian lbh pantas jadi atlit softball ...
    istri mas sbg pelempar bola , mas andhy sebagai penangkap bola
    hehheheheheh
    cuma JK llhhoooo alias Juzz Kidding :)

    BalasHapus
  6. Kadang kami sedih
    Berkali-kali nembak sasaran, gagal maning gagal maning
    jadi atlet tembak susah sekali dapat medali
    kamu mau jadi sasaran latihan tembak ga?
    Kalau mau, kirim SMS ke ... reg spasi Dhany kirim ke 9900, jawaban langsung dari saya

    BalasHapus