Header Ads

Tip dan Trik Menjadi Kreatif

Jika kamu bukan seorang terpidana, buatlah tembok yang mengelilingi pikiranmu. Berusalah untuk menembusnya. Jika kau berada dalam keadaan nyaman, buat sesuatu yang membuatmu bergairah. Agar engkau tak merasa sendiri hidup di dunia ini dan mengabaikan kepentingan orang lain.

            Sesungguhnya kesenangan yang kaudapatkan membuat sengsara di kemudian hari. Buatlah sesuatu yang membuatmu selalu tak jinak dalam tidur. Ini lebih baik daripada pikiranmu mengerut karena telah terbiasa oleh rutinitas. Hingga di waktu nanti hidupmu tenggelam karena kau tak berarti.

            Kita terlahir dalam ketidakpastiaan dan sudah kodrat manusia mencari kelayakan. Terus diburu dan didamba seluruh insan. Statis adalah puncak dari perjalanan manusia. Malas bergerak, menciptakan robot, dan cenderung menghindari hal yang menuntut berpikir panjang. Jika ini telah terjadi, jauhilah dan berburulah ketidaknyamanan.

            Dengannya kita akan kreatif dan menjadi insan yang menonjol. Sekali bernapas, jangan biarkan tertahan di badan. Kau akan tersiksa. Biarkanlah napas itu ke luar dan masuk. Rasakan sentuhannya di seluruh tubuh. Aturlah napas itu. Biarkan ia terus bergerak. Dan biarkan otak merasakan pergerakannya. Menjadi kreatif.

23 komentar:

  1. Aku sendiri sih lebih suka kenyamanan dan kemapanan, paling tidak aku bisa menulis tentang kenyamanan dan kemapanan yang ada di sekitarku.

    Aku gak harus jadi gembel, tidur di emperan toko supaya bisa menulis tentang kemisikinan, kan?

    Namun aku juga sadar, "Ia yang tak pernah merasakan lapar, tak pantas bicara tentang rasa lapar."

    Untunglah saat ini aku sedang kelaparan maut.

    BalasHapus
  2. Terserah dirimu saja. Mau eksplorasi dengan menggembelkan diri, boleh. Tak jadi gembel pun juga bisa diterima.
    Intinya pengendalian diri. Karena masih banyak janda yang kelaparan.
    Anak-anak keleleran di sana-sini (ini kyai Zairuddin apa ya?)
    Carilah dirimu dan buktikan bahwa kau bukan asal menguap. Dan hilang ditelan masa. Kutunggu!

    BalasHapus
  3. Semoga aku adalah ikan tuna yang tak larut diasin laut. Tunggulah.

    BalasHapus
  4. Emang guwe pikirin ...
    Jadi putra duyung yang udelnya kelihatan saja sana!

    BalasHapus

  5. Ah, ngga seru, istilah tersebut sudah kadaluwarsa. Bikin istilah baru gih, seperti abege jaman sekarang yang banci penampilan.

    BalasHapus

  6. Iya, aku kangen dengan tulisan Almarhum Tuan Editor.... Tu kan, aku jadi sedih.... Huks.... T_T

    BalasHapus
  7. Udah lah. Editor udah lewat. Sekarang merintis jadi penulis. Woke. Memang ga lagi mberondong 20 brem brem.Tp aku janji beberapa bulan kedepan aku makin ganas n liar. Aku janji.
    Kamu harus semangat juga ya. Mari berpelukan. Jadi melo gini. Awas Butet!

    BalasHapus

  8. Disini banyak Butet, kau sukanya boru apa?

    BalasHapus
  9. Butet yang asli Batak. Yang Jawa sibuk eksyen ngritik d TV. Aku rencana pengin masuk tim dia. Jadi tukang sapu dia dlu gapapa

    BalasHapus

  10. Gpp, si Butet mau kok berlaki Jawa, tapi namborunya, ompungnya, tulangnya, juga mamak dan bapaknya tak begitu rela putrinya disunting Jawa.... Takut si Butet dipakein blangkon. Atau selingkuh dengan blangkon.

    BalasHapus
  11. Lah, kan indo ntar. Ga cuma jadi pengacara.
    Begitu jga orang Jawa, ga hrus jd abdi bangsa.
    Bilangnya gini:
    "Njih, jancuk Bah!"

    BalasHapus

  12. Hmmmm....
    Kenapa aku merasakan aroma seksual dari kalimatmu tersebut? Bah. Kau memanfaatkan keawamanku untuk mengejekku.

    BalasHapus

  13. Mas Dono cuti. Mbah Pram udah meninggal. Rumput yang bergoyang? Maaf, aku tak bicara dengan rumput, sedang musuhan.

    BalasHapus
  14. Ye, mana mungkin sapi musuhan ama rumput. Bisa mati dia, bah!

    BalasHapus

  15. Dasar badung, orang tampan begini kok dibilang sapi. Nyah kau jauh-jauh, aku tak suka yang berkaki empat.

    BalasHapus
  16. Aku ga ngomongin kamu. Yang pasti, apapun dirimu itulah dirimu.

    BalasHapus

  17. Aku adalah Putra Duyung yang....
    Ah ga kreatib.

    Aku adalah Angin Laut....
    Ah kebagusan.

    Ya sudah, pandang aku dengan mata burammu.
    Prek.

    BalasHapus
  18. Aku rasa kamu krisis identitas deh. Ayo! Aku berdoa smga badai cpt berlalu. Kaya aku dah bener aja

    BalasHapus

  19. Hus!!! Sesama krisis identitas, mau jadi apa kita ini?
    Jadi Putra Duyung.... Halah.

    BalasHapus
  20. Kalau aku krisis global.
    Kedelai jadi naik. Turun jadi keledai.
    Aku sekarang udah jadi Dani manusia ikan

    BalasHapus

  21. Klasik bacaanmu ya Dab.... Sekarang udah susah lho nyarinya....

    BalasHapus