Header Ads

Teropong Ajaib

Sang raja meneropong kegiatan anak buahnya. Lensa jarak jauh terbuat dari emas murni itu mengamati segala gerak-gerik mencurigakan. Pekerjaan selain membuat candi pemujaan, dianggap makar dan menentang titah sang raja. Dan hukumannya adalah cambuk seratus kali di depan warga kerajaan Alengka.

            Seorang pekerja harian berpura-pura bekerja. Mengaduk campuran beton sembari melirik ke arah sang raja dan punggawanya yang berada di atas bukit. Dia membatin, andai saja raja berada di tempat ini, dia akan merasakan bagaimana susahnya bekerja dalam bekapan rasa bosan. Bosan diperbudak, dituntut melakukan kegiatan yang terlalu berlebihan. Membuat candi megah berlapis emas.

            Raja mengangguk dan melepaskan pantauannya dari teropong. Dia berbalik dan memberikan sebuah kedipan kepada salah seorang pembantu istana. Seakan tahu perintah sang raja, pembantu itu turun dari bukit dan memancung pekerja yang membatin dan merasa bosan tadi. Tak ada tawar-menawar bagi siapa saja yang ingin membelot. Kepala yang telah terpotong dari tubuh itu dibawa ke hadapan sang raja. Raja tersenyum puas, mengambil kepala itu dan melemparkannya dengan sekuat tenaga.

            Pekerja lain hanya bisa pasrah dan melanjutkan kegiatan mereka.

Tidak ada komentar