Header Ads

Buku Hidupku itu Telah Terbakar Habis

Kubuka lembaran wajah hidupku. Ada corat-coret di sana-sini. Ada pula lembar yang putih bersih. Semua kusimpan rapi di lemari hidupku. Aku selalu memandangnya, tiap pagi merekah dan malam menelan hidupku. Buku hidupku selalu menjadi rujukanku dalam melangkah.

            Jika aku sudah bosan memajangnya, aku berniat menjualnya ke tukang loak. Itu setelah semua beban hidupku terangkat seiring waktu. Buku hidupku kadang membuatku jengkel dan ingin melemparkannya ke keranjang sampah. Kubuang memorinya seenak hatiku setelah meluapkan kekesalanku kepadanya. Buku hidupku hanyalah sebuah tempat pembuangan limbah yang benar-benar menjadi onggokan barang tak bernilai.

            Inilah gambaran burukku sebagai insan.

 

 

 

Tidak ada komentar