Burma saja Menolak Demokrasi. Rindunesia?
Jangan kauubah dirimu menjadi orang lain. Kuharap begitu.
Itu terserah tanganmu. Aku tak peduli jika pihak Barat memaksakan demokrasi menyelusup ke tulang-tulang anak bangsamu.
Aku bukanlah pendukung Aung Sang Su Kyi. Dan aku juga bukan simpatisan para petinggi militer di sana. Tapi aku tahu jika negerimu sedang mencari. Mencoba menemukan sistem yang cocok bagi bangsamu. Kuyakin bukan demokrasi ala Amerika Serikat yang terbukti telah gagal diterapkan di negeri-negeri jajahannya.
Negeriku telah mencoba berdemokrasi, tapi coba kau lihat, kami gagal. Maka wahai Burma temanku, jangan kau percaya dengan anggapan demokrasi adalah pilihan terampuh memakmurkan bangsamu. Belajarlah kepada kami tentang kegagalan ini. Kami seakan menjadi sapi kecil yang disusui oleh beruang. Pencernaan kami meronta karena susu itu bukan diperuntukkan kepada kami.
Kami akan terus menjadi teman baikmu. Semoga surat ini sampai kepada bangsamu. Jadilah bangsa yang mampu menciptakan sistem sendiri tanpa terpengaruh besarnya bangsa lain. Itu lebih baik jika dibandingkan bangsa kami yang kehilangan jati diri. Sempoyongan mempraktikkan demokrasi semu. Demokrasi yang buta akan hak-hak kaum miskin. Demokrasi karbitan yang hanya menunjukkan sekencang apa wakil rakyat berkicau. Demokrasi menuju kematian bagi sebuah bangsa besar, sebesar RINDUNESIA.
Nah loh, kupikir demokrasi yang kita agung-agungkan itu murni merupakan manifestasi nilai-nilai luhur bangsa kita? Ternyata bukan yah? Gawat, pada siapa lagi aku harus percaya jika asas bangsaku sendiri pun telah mengkhianatiku?
BalasHapusGotong royong
BalasHapusPancasila
Musyawarah untuk Mufakat ( .... kalau ini aku masih sanksi)
Terserah deh, asal berasal dari diri sendiri akan lebih nikmat. Bukan adopsi!
Aku percaya itu. N aku juga ga maksa kamu mempercayai pendapatku.
Yang pasti kita harus percaya bahwa Rindunesia adalah negeri besar yang mengecil. Entah kapan masa gemilang itu kembali? Hanya kita yang tahu.
Sekian laporan cuaca. Selamat malam
Oh, betapa aku terkulai dalam lelap membaca laporanmu, Prajurit.
BalasHapusAmbil posisi push-up!!!
Wuu dasar!
BalasHapusKetahuan kalau kamu kuliah itu NGOROK!
BalasHapusLha, kok tau....
Sama lah dgn aku. Kita kan anak ibu pertiwi.Sama tabiat.Pemalas kabeh. Aku pengin insyaf
BalasHapus
BalasHapusAku juga pengen tobat. Tapi kok tangan dan mataku melarang ya?
Jangan liat film Arifin C Noer, yg g30s. Ada cungkil2an mata. Serem. Plis kamu jgn nntn. Ntr jd inpitrasi
BalasHapus
BalasHapusHalah. Paling-paling aku eksperimen dengan matamu. Gpp dong? Kan kata orang; no pain no gain. Kau ingin matamu kudonorkan buat siapa?
Buat idolaku, Gus Dur.
BalasHapusTapi aku belum siap je.
Ntar aku dikepruk ama Garda Bangsa. Peace.
Tapi aku lebih takut ama FPI. Dicungkil tenan aku ama mereka. Peace.
BalasHapusSi Gus mana mau matamu, mata lokal. Dia maunya mata made in Israel.... Ah biarlah, akan kuukir Bintang David di bola matamu, pasti Si Gus senang.
Buset. Kamu ngatain dia mata2 Israel?
BalasHapusUdah ganti topik. Ni dah rawan dijeblosin penjara
nuwun sewu mbah gus
ga ada data gus agen israel yooo
BalasHapusIh, aku dituduh subversif.
Yang Mulia Pimpinan Majlis, sudilah kiranya hamba menyampaikan kebenaran terhadap kasus hamba ini.... Hamba hanyalah orang suruhan, yang menyuruh hamba menabur bubuk arang di dalam kopi Adipati adalah Idhandy, Yang Mulia.
Oke. Ajep ajep dung.
BalasHapusBicarain teknologi saja.
Mesin Penghilang Racun pada Jengkol.
I luv jengkol euy
BalasHapusI luv cewe Jogja.
Oke oke. Dagadu!
BalasHapus
BalasHapusIdhandy!!! Idhandyyyyyyyy....
Kamu tuh dah ngantuk ya, apa iya gak ngeh kalo komenku ga kreatib.
Kadang yg ga kreatif adalah kreatif
BalasHapus
BalasHapusLha, masih connect ajah....
BalasHapusWerkudara tuh siapa?
Bima!
BalasHapus
BalasHapusO iya ya.... Bima.
Ah kau ngledek. Mana pula Bima tuh anteng namun potensial.... Sebenernya kau mau bilang aku tuh orangnya frontal dan temperamental seperti Bima, ya kan??? Tidak sopan!!! Rasakan Kuku Pancanaka, eh, jempol nyempilku ini!!! Ki Dalang, mana sound effect-nya?
Sapa bilang werkudara pethakilan?
BalasHapusBicaranya aja tertata ko. Kalo harga dirinya diinjak, baru dia galak.
Apa kamu mau tak kasih tokoh sengkuni?
BalasHapusSengkuni itu siapa? Semacam Togog?
Amit-amit Ndhy, sampai kapan aku kau lecehkan?
Isak, tangis, tralala trilili....
Sengkuni itu baik. Baik dari sisi kurawa. Ah udah ah. Penting u is u
BalasHapus
BalasHapusWiting tresna jalaran saka kulina.
Rawe-rawe rantas malang-malang puntung.
Sepi ing gawe rame ing pamrih.
Gemah ripah loh jinawi.
Mene ketehe??? So wat gitu loh.
Tralala trilili, aku bukan boneka.
Dirgahayu Negeriku.
Crot.
Bisa sopan ga sih?
BalasHapus>:p
Ada yang kurang benar.
BalasHapusSepi ing pamrih, rame ing gawe.
Mas Dono emang top!
BalasHapusLha? Kan budaya bangsa ini sepi ing gawe rame sing pamrih? Kau pikir aku ga paham artinya? Oya, itu bukan kudapat dari Mas Dono. Kubaca dari halaman belakang KBBI. Ngertos, Nduk?
O bener juga. Bongkows!
BalasHapusItu Kbbi ap Kbbj?
BalasHapusMana kutau, labelnya sih KBBI. Tapi barangkali saja penyusunnya orang-orang sepertimu.
Ancur bahasa kita Bah.
BalasHapusAnak-anak, muka pak guru kaya apa?
Kaya arca
Kurang, Anak anak. Kaya apa?
Kaya Hemoroid
KBBI membuat cerdas anak bangsa
BalasHapusTerima kasih bangsa ini untukmu, Sobat.
Jangan melo gitu deh. Aku jadi serba salah.
BalasHapus