Header Ads

Legenda Layar Tancap (RIP)

Malam ini, aku teringat oleh kenanganku ketika bioskop layar tancap masih berjaya. Bau tanah lapang di desaku masih pula terasa di batang hidungku. Aroma hiruk pikuk para penonton juga masih terngiang di telingaku. Melalui tulisan ini, kumengenang bisnis hiburan massal yang sekarang telah mati digerus oleh kemajuan zaman.

            Tak ada alasan apapun untuk mengunggulkan bahwa modernitas adalah angka mati bagi sebuah perkembangan bangsa. Masih perlu kita pelajari apakah masuknya teknologi, yang kini telah menjadi bagian tak terelakkan dalam hidup kita, berguna bagi kelangsungan hidup kita. Alih-alih memajukan bangsa kita, teknologi mutakhir yang cenderung individualis menggiring kita kepada keengganan untuk hidup bersama.

            Adalah bioskop layar tancap yang kini tergeser oleh teknologi “bermutu” lain. Pemutar DVD, televisi, bioskop eksklusif berkabel angka 21. Tak mudah di era yang disebut-sebut sebagai globalisasi, lebih tepat jika menyebutnya sebagai penyatuan cara pandang, menemukan layar tancap di kampung-kampung. Seluruh pelosok dan gang sempit lebih akrab menggagahi televisi dibandingkan harus bersusah payah pergi ke tanah lapang untuk menonton bioskop gratis. Belum lagi bayang-bayang hujan dan tanah yang becek, popularitas layar tancap seakan ditelan bumi.

            Aku terkenang layar tancap karena semangat kebersamaan yang ditawarkan. Saat menunggu film diputar, kami bebas untuk berekspresi. Berguling ke sana kemari, tertawa lepas, berkejar-kejaran, dan menceritakan mimpi masing-masing. Dan, sekarang masa itu telah musnah seiring kesombongan teknologi dan penggunanya. Akankah kenangan indah itu kembali muncul. Sepertinya tidak. Selamat jalan bioskop layar tancap. Aku mengenangmu sebagai bagian hidup yang tak mungkin pernah kembali. Selamat jalan teman. Berbaringlah di alammu dengan damai.

2 komentar:

  1. dulu aku juga pernah nonton layar tancep
    pas zaman masih digendong sama si mbak

    BalasHapus
  2. Bayangan itu nancep to di hati ...
    lah sekarang, sinetron .... please duwonngggg .....

    BalasHapus