Header Ads

Bermain Bola Volley

    Bola kupegang dengan kedua telapak tanganku. Lalu kucondongkan badan ke belakang dan tangan kanan kuangkat tinggi hingga posisinya jauh di belakang kepala. Bola di tangan kiriku kulemparkan ke atas. Hup!
   Bola melayang di udara, berputar-putar bak gasing dan bergesekan dengan udara di lapangan voli yang penuh sesak penonton. Bola itu terus meninggi hingga pada titik tertentu, ia tak sanggup lagi melawan gaya gravitasi bumi. Ia pun jatuh.
   Belum sempat bola itu sampai di tanah, ia telah dipukul dengan keras oleh tanganku. Sekuat tenaga dan kuharapkan melewati net. Aku mengarahkan bola itu ke sudut tersulit agar tim lawan tak mampu membendung servisku. Bola meluncur tajam menyasar lawan.
   Oh, namun sayang ... lamunanku lenyap oleh panggilan si Emak.
   "Dhany, beli minyak tanah. Buruan, kalau kamu tak cepat, keburu habis. Mak masak apa nanti malam!"
   Aku pun meletakkan penaku yang sebelumnya menekan daguku. Aku takut menjadi anak durhaka hanya karena ingkar akan permintaan Emak. Kasihan emak, sudah beberapa hari ini kompornya tak berisi minyak tanah.

Tidak ada komentar