Header Ads

Mayat-mayat Cinta (Bagian 2)

    Masih menyambut gegap gempita, penuh diorama, dan tralala-trilili, film "Mayat-mayat Cinta", aku akan mengulas kelemahan dan kelebihannya. Rencananya sih akan ada rentetan tulisan, seperti sinetron Tersanjung, berjumlah seratus dua puluh lima bagian. Wow ... alangkah bahagia juragan sinetron Rom Punjabi dan antek-anteknya, mereka akan bangga bahwa ide cerdasnya diikuti oleh penulis "bejat", si Dhany Smarty Bollywood!
   Baik, baik, dan baik. Jangan terlalu emosi, dan endapkan kegelisahanmu akan keadaan dunia hiburan Rindunesia. Semua tidak bisa diandalkan dan penuh dengan kejanggalan. Seperti ganjal pintu, ganjal perut, dan janggalah hati ... jangan kau kotori. Ruwet sekali seperti tak bisa terdeteksi.
  Mayat-mayat Cinta mulai mencengkeramkan kukunya yang hitam ke dalam pikiran muda-mudi berbusana rapi, pulang pergi ke Cafe, hilir mudik berganti. Ini mau membuat ulasan film apa mau bikin huru-hara, sih?!
Tulisan ke sana-kemari, tak berarti aku ingin menjatuhkan si mas Sutradara. Tapi aku merasa ada sesuatu yang super hilang, sehilang kolor perawan sebelah yang kucuri.
Fenomena mayat-mayat Cinta ....

Mmmm .... break dulu menulisnya. Ada azan Zuhur!
Berdiri tegap, menunduk, memasrahkan hati kepada Illahi.
Kalian harus mengikuti gerakanku juga, ya.
Semua harus diam.
Bagus ....
Aku ke kamar kecil dulu, sementara kalian tetap berdiri tegak dan tegap.
Baguusss ....
(Aku mau bobo, ssst)

Tidak ada komentar