Header Ads

Maag dan Sakit Mencret Silih Berganti -Sekaligus yang terrahasia tentangku-

   Sejak aku tinggal di Bandung, dua bulan yang lalu, beberapa penyakit dengan gampang menghinggapi diriku. Awalnya sakit mencret. Ini karena aku belum bisa beradaptasi dengan cuaca Bandung yang lebih dingin dibandingkan dengan Yogyakarta. Ditambah lagi dengan menu makanan yang aku rasa masih kurang manis, menjadikan perutku makin nyaring berteriak. Tak sampai harus berlari berkali-kali ke kamar mandi. Tapi, cabikan penyakit tak elit itu, menjadikanku sedikit frustasi.
   Yang kedua adalah penyakit maag. Seumur-umur aku belum pernah merasakan seberapa ganasnya menyandang predikat sebagai maagers. Rasanya, euihhh ... jangan sampai Anda mendapatkannya. Dijamin Anda akan menyesal mempunyai pola makan yang tidak teratur.
   Tak patut menyalahkan pekerjaan di kantor yang membabi buta, tapi yang patut dipersalahkan adalah pola hidupku yang belum sempurna. Makan pagi yang seringkali kutinggalkan, semangat kerja yang fanatik, hingga menyebabkan asam lambungku menyanyi tenor.
   Walhasil, aku terkena Maag ...
Dari sini, aku belajar tentang perlunya mengatur kesehariaan agar menjadi orang yang sehat  jasmaniah. Upss, perlu dipikirkan juga kesehatan rohani. Aku jadi lupa ...
  Mungkin, ini juga yang menjadi pengaruh mengapa aku bisa terkena sakit mencret atau pun maag. Jujur aku di sini kurang dalam menilai kesyukuran. Terlupakan akan hal itu. Aku menjadi orang yang apatis, tak percaya akan kemampuan diri, dan kadang menyerah tanpa alasan. Padahal, dari Yogya aku sudah mulai memutuskan untuk mulai berkarir menjadi seorang penulis profesional.
  Tapi gelayutanku mengarahkanku kepada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dipikirkan. Prinsipku yang mengatakan "The past and future are in God's hand, but today is mine", betul-betul raib dalam genggamanku. Musnah!
  Tak kutemukan lagi Andhy yang dulu penuh semangat, dan berkoar-koar akan meraih berbagai penghargaan penulisan. Tak ada lagi Andhy yang mempunyai tekad baja, walau berbagai rintangan menerpanya. Hilang sudah Andhy dengan segala riuh rendahnya.
   Mari kita hapus Andhy sekarang yang melemah. Kita ganti dengan Andhy baru yang lebih ekspresif dengan ide-ide segarnya. Andhy yang menjadi obor keluarga dan orang-orang yang dicinta dan mencintainya.

Butuh Tipe ex? ...
Buat apa? ...
Yang kita butuhkan saat ini adalah Tekad lebih kuat, semangat lebih tebal, walaupun dompet tak tebal. Tak apalah ...
Toh, yang dicari di dunia ini tak hanya melulu uang. Ternyata, jiwa sosial akan lebih membantu kita nikmat dalam berjalan.

   Oya, sekaligus saja aku menumpahkan segala keruwetan dalam diri ini. Ini berkaitan dengan belum mampunya aku memberi yang terbaik buat ayah bundaku, terutama adik-adikku.

Maafkan mas, bila belum bisa memberikan sejumput uang seperti dulu
Maafkan mas, jika mas belum mampu membahagiakan keluarga kita
Aku minta maaf, jika selama ini masih kurang di mata kalian, adik-adikku ...
Tapi ini adalah sebuah ikhtiar dariku untuk mendidik kalian menjadi orang yang tegar seiring proses belajar tegarku
Walaupun kita saat ini masih dalam kondisi yang cukup mengurus tenaga dan pikiran
Mas yakin kalau semua ini adalah rahasia dari Tuhan yang harus kita reguk
Kita tak tahu apa yang direncanakan Tuhan
Tapi kita berhak untuk sedikit mencari tahu
Siapa tahu kita menemukan apa dibalik itu

Ayah Bunda, aku persembahkan lagu mas Chrisye untuk kalian
Lagu itu mencerminkan keadaanku sesungguhnya ...
Aku tahu kutakkan bisa, Menjadi seperti yang engkau minta
Namun selama, nafas berhembus aku kan mencoba
Menjadi seperti yang kau minta

Aku yakin mata batin kita merangkai
Aku sepenuhnya percaya darah kita adalah satu
Aku merasa kita adalah satu tubuh yang tercerai-berai
Dan kelak akan menyatu
Dalam kebahagiaan seutuhnya

Dan aku bersama doa ayah bunda
diiringi harapan selangit adik-adik
Mencapai cita-cita itu
Kelak ....


 



8 komentar:

  1. Amiiiinnn .... :) kata orang jawa bilang .. Jer Basuki Mawa Beya , jika ingin sukses dan bahagia harus berani dan sanggup berkorban apapun .. Sukses !

    BalasHapus
  2. Ok ... makasih banget atas semangat dari mbak. Semoga, ya! Kita sama-sama berjuang!

    BalasHapus
  3. Andhyyy...dimana semangatmu dulu kawan!! Andhy yang kukenal penuh totalitas, penuh harapan dan pantang menyerah. Semangat Teman...doa ku selalu menyertaimu ....

    BalasHapus
  4. Danaaaa ... semangatku lagi di ujung senja. Mau berubah menjadi awan yang kelabu. Matur nuwun atas bisikan semangat darimu, ya! (Biasanya yang ngasih bisikan itu: Mak lampir, suster ngesot, hantu jembatan ancol, lho ...) Kamu termasuk yang mana, non?

    BalasHapus
  5. I appreciate with your honesty, bro. Gud luck

    BalasHapus
  6. Apaan?! Aku jujur? Jujur kacang ijo, Jeng?

    BalasHapus
  7. hati-hati itu penyakit dunia ketiga bung!

    BalasHapus
  8. Enak aja lo bilang, Ndah?! Kalau dunia pertama dan kedua, apa ya penyakitnya? Kebanyakan duit?
    Dari tadi lo jahat banget, sih, kasih komentar?! (Sambil tertawa, menari, bergelantungan persis Tarzan ngambek ... Auowooo)

    BalasHapus