Header Ads

Komputer Lama (Kembali) Unjuk Gigi

“Aku tak mau kalah dengan si Brigthy, komputer jahanam yang dengan tega merebut hati Tuanku!”, gerutu onggokan benda di sebuah gudang berdebu. Lanjutnya ia akan melayangkan surat kaleng kepada mantan Juragan yang telah melupakan setelah menodainya hampir 5 tahun lamanya. Sungguh hatinya kesal tak terkira memikirkan keadaan ini!?

Perkenalkan namaku Getty, hampir mirip nama begundal itu!, umurku 9 tahun pada tahun ini. Mengapa nama yang disematkan kepadaku berbau barat? Kenapa tak menggunakan bandrol anak negeri sendiri, ya? Awalnya aku agak risi dengan tempelan ini mengingat nama teman-temanku masih bergaya etnosentris; Joko, Bejo, bahkan anak lain suku saja mengganti nama dari Bau Cun Lai menjadi Haryanto, sungguh awalnya menutup wajah mendengarnya.

Usut punya usut, ternyata nama itu diberikan Tuanku sebgai harapan “memperoleh” sesuatu dalam pemakaian. Ya, aku –waktu itu- dianggap memberikan secercah harapan menuju derajat kebaikan lebih tinggi. Kepercayaan tinggi didapukkan kepadaku membuat hatiku berbunga-bunga terkadang membesarkan kepalaku. Anda masih tertarik dengan isi ceritaku? Jika ya, maka akan aku teruskan agar anda bisa membandingkan dengan si Brighty –si iblis- itu!

Jika melihat tampilan luarku, maka bisa dikatakan jikalau kesempurnaan fisikku melebihi computer zaman sekarang ini. Walaupun tingkaran ukuran menunjukkan mendekati masa senja, namun kualitas badan masih bisa dipercayai. Penampilan yang menjadikanku lebih percaya diri adalah fasilitas TV internal, sehingga kepenatan tiap hari berkutat dengan hitungan penuh angka-angka munafik terasa hilang sudah. Ah, aku berada di langit ke tujuh.

Apa lacur sekarang aku menemui masalah besar di kala gelar kesarjanaan telah direngkuhi anak desa penuh melankolis. Sempat aku menitikkan air mata tatkala tangan kepemilikan beralih ke adiknya Tuan. Perlakuan tak senonoh sekelas Juragan Negeri Jiran –memperkosa TKI- menderaku ditandai dengan penggunaan televisi berlebihan dengan kemampuan intelektualku yang mati mendadak. Kerusakanku menjadi-jadi saat pemasok listrik (power supply) remuk redam menyebabkan aku teronggok selama 4 tahun lebih.

Aku berhibernasi seperti beruang saja.......
Kumenunggu hingga Tuanku mengingatku barang sekilas bayangan dariku, cemas menanti hari itu tiba....

Akhirnya saat yang ditunggu mendekatiku dalam renggangnya suasana. Tuanku datang menjemput dan berjanji memperbaiki bagian tubuhku yang tanggal.

Aku seketika berjanji dalam hati, “Jika sembuh, kelak ku akan membantu orang yang membutuhkan olah fikirku dengan ketelitian dan kecermatanku dalam berhitung. Tak peduli siapakah mereka, tidak hanya Tuanku saja”. Harapanku semua orang mendekati janjiku dengan keterbukaan hatinya. Percayalah akan janjiku!

Semangat kecilku menyeruak kembali.....




2 komentar: