Sisi Lain Kehidupan: Komputer
Namaku Brigthy, sebuah computer dengan nomor 41/com/05. Aku terdiri dari monitor 17 inchi merek LG; keyboard Logitech; mouse D-Tech (7 colours); CPU Pentium 4 dan sepasang speaker DS-693.
Aku terletak di ujung ruangan Quantity Surveyor, sebuah tim “penyembah” angka, sungguh posisi yang cukup menguntungkan dan lepas dari pengawasan sang pawang. Sebenarnya tubuhku sudah cacat karena bagian tubuhku yang asli sudah meledak karena tak sanggup menampung kelebihan data sejak tahun 2004. tak apalah aku berbaikan dengan anggota badan yang baru, asalkan badanku kembali tergelegak kembali.
Tuan besar di depanku sangat menyebalkan sekali, dia amat jahil dan tangannya selalu membuat prasati bernama kerusakan. Dalam rekor reparasi kmputer, tercatat 2 komputer mati di tangannya. Masih beruntung dia tidak disuruh mengganti pendahuluku, bila sang Bos mengomel pasti dia dengarkan untuk dibuang petuah-petuahnya. Aku sangat gemas sekaligus kasihan kepadanya, tapi kegempalan hatinya membuat dia menolak belas kasihan. Manusia yang sangat aneh!
Diantara jejeran komputer di tempatku, akulah yang paling malas. Karena Tuanku memperlakukan aku dengan sewajarnya dan tidak berlebihan. Walaupun cara berjalanku lambat, namun aku merasa bersyukur karena tak pernah merasa kecapekan. Selepas kerja -sekitar pukul 17.00- aku jarang sekali disetubuhi sehingga esok hari aku bekerja dengan ssegarnya.
Lihatlah beberapa saudaraku yang lain! Semua terlihat keriput di wajahnya karena capek bermain-main tanpa kenal waktu istirahat. Berbeda sekali denganku yang selalu berpenampilan prima dan harum bunga melingkupi tubuhku. Ingin hatiku berbagi cerita dengan temanku, namun mereka telah diperbudak tuannya. Daripada bermasalah lebih baik aku hidup dengan duniaku saja.
Perbudakan bukan saja monopoli orang kulit putih saja, orang berkulit sawo matang sebenarnya juga layak disematkan lencana kebesaran sebagai Penerus Apartheid. Oleh karena itu ke depan seluruh komputer di muka bumi akan melakukan unjuk rasa dengan tuntutan:
1. Menentang lembur tak berperikemanusiaan terhadap komputer
2. Menolak game, pornografi dan chatting (yang terakhir ga usah kali)
3. Menggalakkan penulisan dib log, browsing pengetahuan.
Oleh karena itu “Hai…para pekerja, dengarkanlah protes kami, atau kami tidak mau melakukan kerjasama!”. Jika protes kami tidak dilayani 2x24 jam, akan terjadi hal-hal yang lucu dan menggairahkan. Salam dari teman-teman computer.
Aku terletak di ujung ruangan Quantity Surveyor, sebuah tim “penyembah” angka, sungguh posisi yang cukup menguntungkan dan lepas dari pengawasan sang pawang. Sebenarnya tubuhku sudah cacat karena bagian tubuhku yang asli sudah meledak karena tak sanggup menampung kelebihan data sejak tahun 2004. tak apalah aku berbaikan dengan anggota badan yang baru, asalkan badanku kembali tergelegak kembali.
Tuan besar di depanku sangat menyebalkan sekali, dia amat jahil dan tangannya selalu membuat prasati bernama kerusakan. Dalam rekor reparasi kmputer, tercatat 2 komputer mati di tangannya. Masih beruntung dia tidak disuruh mengganti pendahuluku, bila sang Bos mengomel pasti dia dengarkan untuk dibuang petuah-petuahnya. Aku sangat gemas sekaligus kasihan kepadanya, tapi kegempalan hatinya membuat dia menolak belas kasihan. Manusia yang sangat aneh!
Diantara jejeran komputer di tempatku, akulah yang paling malas. Karena Tuanku memperlakukan aku dengan sewajarnya dan tidak berlebihan. Walaupun cara berjalanku lambat, namun aku merasa bersyukur karena tak pernah merasa kecapekan. Selepas kerja -sekitar pukul 17.00- aku jarang sekali disetubuhi sehingga esok hari aku bekerja dengan ssegarnya.
Lihatlah beberapa saudaraku yang lain! Semua terlihat keriput di wajahnya karena capek bermain-main tanpa kenal waktu istirahat. Berbeda sekali denganku yang selalu berpenampilan prima dan harum bunga melingkupi tubuhku. Ingin hatiku berbagi cerita dengan temanku, namun mereka telah diperbudak tuannya. Daripada bermasalah lebih baik aku hidup dengan duniaku saja.
Perbudakan bukan saja monopoli orang kulit putih saja, orang berkulit sawo matang sebenarnya juga layak disematkan lencana kebesaran sebagai Penerus Apartheid. Oleh karena itu ke depan seluruh komputer di muka bumi akan melakukan unjuk rasa dengan tuntutan:
1. Menentang lembur tak berperikemanusiaan terhadap komputer
2. Menolak game, pornografi dan chatting (yang terakhir ga usah kali)
3. Menggalakkan penulisan dib log, browsing pengetahuan.
Oleh karena itu “Hai…para pekerja, dengarkanlah protes kami, atau kami tidak mau melakukan kerjasama!”. Jika protes kami tidak dilayani 2x24 jam, akan terjadi hal-hal yang lucu dan menggairahkan. Salam dari teman-teman computer.
Post a Comment