CPNS DOSEN 2014 (Bagian 12): PEPERANGAN
Jam dua belas tepat, 7 Oktober 2014, saya meninggalkan hotel yang mengagumkan itu. Meminta balik KTP saya, menjabat erat tangan si bapak resepsionis yang misterius itu, saya melangkah ke luar dari hotel untuk maju ke medan peperangan sesungguhnya. Dua puluh langkah menuju gerbang, saya memutar badan untuk melihat si bapak resepsionis. Mata si bapak berkaca kaca.
Tampak wajahnya memancarkan kesedihan mendalam seolah tak ingin saya pergi dari hotel horor namun mengejutkan itu. Apakah si bapak menganggap saya anaknya yang hilang? Ataukah, ia pengin saya tidak usah ujian CPNS untuk bekerja bersamanya menjaga hotel? Bisa jadi. Ia mengelap matanya yang mulai berair dan berbalik masuk ke hotel. Saya mengambil napas dalam dalam, mendoakan si bapak panjang umur dan sehat, dan kembali ke tujuan awal yaitu tes CPNS.
***
SMS memberondong HP saya yang berasal dari orang tua, adik adik, dan kerabat. Mereka memotivasi saya untuk bersemangat. Bau solar di angkot tak berasa lagi, malah seperti parfum yang menyegarkan otak saya. Hari jihad itu tak boleh saya sia siakan, harus maksimal!
Turun dari angkot, saya mengulurkan uang ke pak sopir yang ternyata si bapak batak kemarin malam. Tadi saya tak tahu. Si bapak senyam senyum dalam berewoknya. Ia nyeletuk kalau saya akan lulus tanpa kesulitan apapun. Kembali, saya berterima kasih padanya.
Tampak peserta tes CPNS memasuki kantor Pusbangtendik Depok Sawangan dalam energi keyakinan mereka yang meluap luap. Langkah mereka mantap dengan wajah berbinar binar. Saya, sama juga, penuh harapan dibarengi materi persiapan saya yang lengkap, juga jampi jampi berupa doa pada Alloh.
Post a Comment