MENULIS itu MUDAH!: Menembus Hadangan Writer's Block
Saya tidak selalu lancar dalam menulis. Ada ada saja kendala yang saya hadapi dalam berlatih mengungkapkan ide lewat tulisan. Entah saya malas, waktu yang padat oleh pekerjaan, dan paling menyeramkan bagi saya: writer's block.
Sebetulnya tidak usah berpikir writer's block mengerikan sih. Sudah fitrah kita jika ada masanya turun semangat dan laju ide tersendat. Writer's block atau kebuntuan berpikir seorang penulis sama halnya perempuan sedang menstruasi. Solusi terdekatnya, rehat dan nikmati diri dahulu. Tubuh dan otak butuh istirahat!
Bagaimana menyiasati adanya writer's block?
Masing masing penulis memilki siasat yang khas untuk menembus barikade kebuntuan ini. Namun semuanya bermuara pada satu hal sama yaitu refreshing atau menyegarkan pikiran. Beberapa cara yang sering saya lakukan di antaranya sebagai berikut:
1. Cabut dari ruang kreasi menulis
Tidak ada kata selain memburu suasana berbeda yang lebih melumerkan otak yang tengah memejal. Menulis membutuhkan energi besar sehingga fisik yang tidak fit setingkali menimbulkan kejenuhan. Jalan jalan, naik angkot, angon piaraan, berolahraga, atau kegiatan menyenangkan di luar rumah akan cukup membantu menyegarkan otak. Amati keadaan sekitar dan temukan hal luar biasa darinya!
2. Reset Kembali Pikiran
Setelah puas memformat otak dan tubuh, sila menghirup napas dalam dalam dan embuskan perlahan lahan. Nikmati setiap udara yang mengaliri tubuh. Setelah itu, cobalah merumus ulangkan arah dan target menulis. Pikirkan kenapa kita musti menjadi penulis. Bayangkan kegemilangan yang kelak kita raih, sahabat yang banyak kita jumpai, dan keoptimisan lain. Selalu berpikir menulis itu menyenangkan.
3. Lorong Lorong Ajaib
Saya selalu berpikir jika menulis ialah menemukan formula yang cantik. Kebetulan saya dekat dengan matematika sedari kecil. Bahasa dan matematika sangat berhubungan dan inilah bekal saya untuk memacu diri menemukan gol. Kejar terus sampai menemukan formula menulis. Ibarat berada di lorong bawah tanah, teruslah berjalan menemukan jalan ke luar atau mati terkubur!
4. Ubah Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan elemen penting dalam berkreasi menulis. Kita bisa memainkan hal ini agar proses menulis tidak menjemukan. Ketika kita membahas Kasus Ratu Premium, Florence Sihombing, di Jogja, kita bisa membidik sudut pandang berbeda. Kita posisikan Florence sosok yang baik alih alih menghujat seperti orang awam. Ini jauh lebih menarik dan menantang kita membuat cerita yang menyegarkan.
5. Curi Ide dari Obrolan Media Sosial
Facebook dan Twitter menurut saya gudang ide. Di sini, banyak obrolan dan celotehan yang layak kita jadikan modal tulisan. Rata rata netizen, sebutan buat pemakai internet, menampilkan obrolan yang seru. Saya sebut ini ladang ilmu. Kita tinggal memoles ide itu jadi cerita yang berkarakter diri saya. Ide tidak harus orisinal.
6. Bedakan Menulis dan Mengedit
Selalu saya mengatakan jika menulis dan mengedit dua hal yang bertolak belakang. Tidak bisa dilakukan dalam sekali duduk. Kita bisa mengedit jauh setelah tulisan kita rampung. Ini untuk menghindari perasaan takut salah dan berpikir tulisan buruk.
Nah, saya sudah memberi tip bagaimana menyiasati writer's block. Anda pernah mengalaminya? Kasih tip Anda buat saya, ya ....
Salam santun!
Post a Comment