Saat Pot Mawar Berbisik
Kuketuk pintu rumah ayahnya dan kudapati senyum lembut milik perempuanku. Itu membuat sekujur badanku yang basah oleh hujan menghangat.
'Sebentar, Mas. Tunggu!' ucapnya berbalik meninggalkanku ke dalam.
Kuperhatikan pot pot bunga di teras daunnya hijau. Duri mawar bagaikan
menusuk mataku seperti berkata padaku "Teh panas ia bikin spesial
buatmu, Dan."
'Betulkah?' teriakku pada pot mawar.
'Betul apa, Mas?'
Perempuanku bersuara dan kulihat tangannya membawa handuk dan pakaian.
'Ini mandilah, Mas! Kuambil baju ayah buat Mas pinjam.' tambahnya.
'Nanti ayah marah!' seruku ketakutan.
'Ayah ibu pergi. Sudah aku mintakan izin ayah. Dia bilang "hangatkan masmu dengan baju ayah!"'
Aku tak mampu berkata kata. Perempuan yang ada di depanku ini tak jadi kutubruk di rumah sepinya. Pikiran jahatku buyar oleh sentuhan luar biasa sang ayah.
'Jadikan aku menantumu, Pak.' batinku sambil kucuri pandang perempuanku.
'Mandilah, Mas. Habis itu, minumlah teh bikinanku.' katanya.
Aku menengok pot mawar dan tersenyum.
'Kau benar, Kawan!'
'Betulkah?' teriakku pada pot mawar.
'Betul apa, Mas?'
Perempuanku bersuara dan kulihat tangannya membawa handuk dan pakaian.
'Ini mandilah, Mas! Kuambil baju ayah buat Mas pinjam.' tambahnya.
'Nanti ayah marah!' seruku ketakutan.
'Ayah ibu pergi. Sudah aku mintakan izin ayah. Dia bilang "hangatkan masmu dengan baju ayah!"'
Aku tak mampu berkata kata. Perempuan yang ada di depanku ini tak jadi kutubruk di rumah sepinya. Pikiran jahatku buyar oleh sentuhan luar biasa sang ayah.
'Jadikan aku menantumu, Pak.' batinku sambil kucuri pandang perempuanku.
'Mandilah, Mas. Habis itu, minumlah teh bikinanku.' katanya.
Aku menengok pot mawar dan tersenyum.
'Kau benar, Kawan!'
____________________________________
Sumber gambar: homelittleduck.blogspot.com
Mengobrol teduhlah di www.rumahdanie.blogspot.com
Mengobrol teduhlah di www.rumahdanie.blogspot.com
Post a Comment