Otak Jungkat Jungkit
Otak jungkat jungkit. Setahun ke kanan, setahun berikutnya ke kiri. Tak ada yang dipegang. Semua dipakai, tapi malahan menjadi tak fokus. Dunia teknik yang penuh dengan kecurangan. Dunia sastra yang penuh dengan awang awang tak berduit. Dua dunia yang telah dipilih, dan untuk kali ketiga ini harus dipilih. Memilih dua dunia yang sama sama tak mengenakkan. Mau menjadi orang berduit dengan jiwa keropos, ataukah menjadi sastrawan yang menggelandang tanpa atap rumah yang menahan bulir bulir hujan. Selayaknya dipilih, yang paling realistis. Mendekati kebijaksanaan, memuaskan SELURUH pihak. Bukan diri seorang. Musti dicari sebuah konsep yang bisa menerangkan jika dunia teknik tak selamanya rusuh. Hidup butuh uang. Uang bisa membeli kebahagian. Tapi juga butuh konsep pendukung jika keberingasan harus direduksi semaksimal mungkin. Hidup adalah pilihan. Dan tahun ini aku seyogyanya YOGYA aku memutuskan. Atau aku mati di persimpangan.
Post a Comment