Thomas dan Mui yang Menikah Siri tanpa Sepengetahuanku
Kucingku Thomas memang kurang ajar. Setelah menikah siri tanpa sepengetahuanku, ia membuat hatiku tambah berang. Dia mengaduk ngaduk bantal. Tak puas kawin dengan Mui kucing ras Tiongkok, dia merusak apa saja yang ada di kamarku.
Masih kuingat saat Thomas lari dari rumah. Tak meninggalkan secarik kertas pun, sejejak kaki, atau SMS. Aku pusing dibuatnya. Kulaporkan ke Pak RT, ia tak tahu menahu dan tak menggubris laporanku. Rekapitulasi masalah tak berlangsung sesuai mandat KPU. Tiba tiba, di hari kelima, Wage Jumat bulan Sura, tahun Jawa, Thomas menggandeng Mui dengan lima anak yang masih kecil kecil. Awalnya aku tak merestui. Tapi apa harus dikata, takdir memang mecungul begitu saja.
'Dari mana, Thom?' tanyaku kencang.
'Dari rumah sebelah, Mas.' jawabnya sambil menggamit tangan Mui.
'Ah bohong. Kalau di tetangga sebelah, aku pasti tahu.' Genku bermutasi menjadi Babi. Menjegug berharap kucingku takut dengan aumanku.
'Sumpah Mas. Saya nggak bohong. Coba tanya Mui.'
Aku tahu mereka telah berkomplot. Pasti kucing perempuan tengik itu telah diberi tanda Thomas untuk berdusta.
'Kalian tak menganggapku. Aku bosmu!'
Oh aku salah mengambil diksi. Kalian, berarti aku telah menerima Mui. Tapi, oh ... Aku tak tega melihat kucing kucing kecil. Mata mereka memohon agar diriku tak marah. Tak boleh aku emosi.
'Aku tak suka kau, Thom. Sekarang.' tegasku. 'Dan kau, Mui. Tapi aku mengasihi anak anak kalian. Baik aku mengalah. Silakan kalian masuk rumah.'
Masih kuingat saat Thomas lari dari rumah. Tak meninggalkan secarik kertas pun, sejejak kaki, atau SMS. Aku pusing dibuatnya. Kulaporkan ke Pak RT, ia tak tahu menahu dan tak menggubris laporanku. Rekapitulasi masalah tak berlangsung sesuai mandat KPU. Tiba tiba, di hari kelima, Wage Jumat bulan Sura, tahun Jawa, Thomas menggandeng Mui dengan lima anak yang masih kecil kecil. Awalnya aku tak merestui. Tapi apa harus dikata, takdir memang mecungul begitu saja.
'Dari mana, Thom?' tanyaku kencang.
'Dari rumah sebelah, Mas.' jawabnya sambil menggamit tangan Mui.
'Ah bohong. Kalau di tetangga sebelah, aku pasti tahu.' Genku bermutasi menjadi Babi. Menjegug berharap kucingku takut dengan aumanku.
'Sumpah Mas. Saya nggak bohong. Coba tanya Mui.'
Aku tahu mereka telah berkomplot. Pasti kucing perempuan tengik itu telah diberi tanda Thomas untuk berdusta.
'Kalian tak menganggapku. Aku bosmu!'
Oh aku salah mengambil diksi. Kalian, berarti aku telah menerima Mui. Tapi, oh ... Aku tak tega melihat kucing kucing kecil. Mata mereka memohon agar diriku tak marah. Tak boleh aku emosi.
'Aku tak suka kau, Thom. Sekarang.' tegasku. 'Dan kau, Mui. Tapi aku mengasihi anak anak kalian. Baik aku mengalah. Silakan kalian masuk rumah.'
BalasHapusSok marah. Akhirnya melempem. Negakin hukum mbok ya tegas-tegas saja. Dasar jaksa dot bayi.
Besok saja tegasnya. Sekarang yang biasa bisa saja.
BalasHapus
BalasHapusNunggu besok-besok, rejekimu dipatok ayam lho. Ayam kampus.
Kamu bilang gitu, kalau ntar jadi jaksa main ayam kampus, tak culeg matamu.
BalasHapusBerani zanzi teu?
Secara gitu loh. Muales janji kalek
BalasHapusCantik mana ayam kampus dengan Mui, Ndy? Hayo yang objektif, jangan terbawa perasaan.
MUI tukang buat fatwa maksudmu? Dosa kau gosipin.
BalasHapus