Angels of Islands: Masa Reses Para Bidadari
Awan cerah. Angin sepoi. Bidadari bidadari turun. Tuju telaga murah banyu. Menyegarkan diri usai mengabdi Dewata. Membersihkan sisir dan menyikat gigi kasih bau wangi. Penat, usir derita atas arogansi Dewata. Dari sudut insan.
Merentangkan bahu, memamerkan selendang. Berterbangan disambut kicau burung juga gemericik kali. Tak semua manis, ada yang bertubuh besar mendekati tambun. Bersatu dalam geli, menatap seorang jejaka mandi. Tersimpul, terkakak.
Masa reses para bidadari
Merentangkan bahu, memamerkan selendang. Berterbangan disambut kicau burung juga gemericik kali. Tak semua manis, ada yang bertubuh besar mendekati tambun. Bersatu dalam geli, menatap seorang jejaka mandi. Tersimpul, terkakak.
Masa reses para bidadari
BalasHapusGimana aku tak terpancing mengomentari dengan setting jaman jebot, sebab bualanmu pula selalu berkisar di jaman jebot, saat Jaka Tarub memperkosa tujuh bidadari.... Ah, terlalu si Tarub, kebanyakan ngonsumsi pasak bumi kiranya.... Satu saja sudah melelahkan, konon pula tujuh. Emang pernah, Fa? Mbuh, Rek.
Ini settingnya di SPA Mama Hengky kaleeeeee
BalasHapus
BalasHapusMama Hengky masih idup, Ndhy??? Kupikir sudah dibunuh Mama Loren.
Oh, tragis banget. Padahal mama Hengky ga salah apa2. Tahun baru juga ga pernah ngeramal2 gitu. Dia salah apa?
BalasHapus
BalasHapusMbuh. Barangkali karena dia ga ikut MamaMia.
O ya dah. Berarti bukan karena hal gaib to.
BalasHapusAlhamdulillah
BalasHapusYang gaib tu Idhandy. Hanya menari, kok orang jadi keedanan semua.
Susuk paku payung memang oke.
BalasHapus
BalasHapusAh, syukurlah sudah ada yang versi murahan.... Selama ini harga susuk kelewat mencekik.
Lo itu yang paling mahal je
BalasHapus