Merancang WC sebagai Ruang Kerja Impian
Kamar mandi adalah tempat favoritku mencari ide. Kuaduk air kolah dengan gayung, kuhasilkan tulisan ringan tentang para bajak laut. Kuusap tubuhku dengan sabun berbusa banyak, detik itu juga inspirasi tentang siapa yang berhak menjadi ratu kecantikan sejagad muncul seketika. Lubang WC yang ada bebek kuning berparuh orange menjadi bulan-bulananku dalam beradu kecerdikan. Aku langsung membayangkan seorang gadis tanggung yang tersedot masuk ke lubang itu saat dia berak. Mengerikan, tapi maha dahsyat.
Saat ini kuberpikir, ingin menjadikan kamar mandi sebagai ruang kerjaku. Wastafel akan kualihfungsikan sebagai tempat tinta warna-warniku. Biar aku saat cuci muka, aku bebas menambahkan warna yang kusuka. Mukaku berganti, dunia lain di ujung sana, dengan orang-orang yang berbeda mampu kumasukkan ke dalam cerita.
Bak mandi menjadi tempat tidur. Air aku buang, aku tak akan pernah mandi. Bau badan yang menyengat pasti memantik kreativitasku untuk mengumpat tubuh sendiri. Emosi yang menggelegak, pikiran yang meloncat ke sana kemari, menjadi plot cerita yang memukau. Begitu pulau tembok akan kulukis dengan goresan tanganku. Akan kulukis burung yang tengah berkicau, gunung yang puncaknya terlihat lelehan lava pijar, sungai yang di sana ada kapal seperti lukisanku waktu kecil saat di beri tugas Ibu guru. Komputer akan kuletakkan di atas kloset, sungguh mirip bentuk dengan kursi di luar yang akan kutinggalkan.
Musik kupasang nyaring, ada peredam ruangan nantinya. Agar orang lain tak terganggu dengan entakan super emosional saat aku meresapi sebuah lagu. Bermacam-macam lagu. Musik menjadi peng-klik suasana, menyempurnakan rasa. Pengeras suara, tentu, pasti akan kuletakkan di pojok langit-langit, empat pengeras suara, sebuah bar menjadi acuanku.
Lantai kamar mandi kuhamparkan pasir pantai. Kucampur pasir di seluruh pantai di negeri ini, agar karyaku merasai bumi yang akan mendukungnya. Kerikil-kerikil runcing dan bulat aku biarkan berserakan di sana-sini. Alam nyata di kamar mandi impian.
Minggu pagi, niat ini segera kuwujudkan.
Kamar mandi impian. Ruang kerja penghasil jutaan rupiah.
Saat ini kuberpikir, ingin menjadikan kamar mandi sebagai ruang kerjaku. Wastafel akan kualihfungsikan sebagai tempat tinta warna-warniku. Biar aku saat cuci muka, aku bebas menambahkan warna yang kusuka. Mukaku berganti, dunia lain di ujung sana, dengan orang-orang yang berbeda mampu kumasukkan ke dalam cerita.
Bak mandi menjadi tempat tidur. Air aku buang, aku tak akan pernah mandi. Bau badan yang menyengat pasti memantik kreativitasku untuk mengumpat tubuh sendiri. Emosi yang menggelegak, pikiran yang meloncat ke sana kemari, menjadi plot cerita yang memukau. Begitu pulau tembok akan kulukis dengan goresan tanganku. Akan kulukis burung yang tengah berkicau, gunung yang puncaknya terlihat lelehan lava pijar, sungai yang di sana ada kapal seperti lukisanku waktu kecil saat di beri tugas Ibu guru. Komputer akan kuletakkan di atas kloset, sungguh mirip bentuk dengan kursi di luar yang akan kutinggalkan.
Musik kupasang nyaring, ada peredam ruangan nantinya. Agar orang lain tak terganggu dengan entakan super emosional saat aku meresapi sebuah lagu. Bermacam-macam lagu. Musik menjadi peng-klik suasana, menyempurnakan rasa. Pengeras suara, tentu, pasti akan kuletakkan di pojok langit-langit, empat pengeras suara, sebuah bar menjadi acuanku.
Lantai kamar mandi kuhamparkan pasir pantai. Kucampur pasir di seluruh pantai di negeri ini, agar karyaku merasai bumi yang akan mendukungnya. Kerikil-kerikil runcing dan bulat aku biarkan berserakan di sana-sini. Alam nyata di kamar mandi impian.
Minggu pagi, niat ini segera kuwujudkan.
Kamar mandi impian. Ruang kerja penghasil jutaan rupiah.
Post a Comment