Seekor Monyet di Atas Masjid
Ada monyet di serambi masjid ini. Ia menyalip
jalanku secepat kilat dan naik ke pohon palem. Kuhentikan langkahku,
kuberjongkok agar monyet itu menyangka diriku sebangsanya.
"Apa yang dia lakukan?" tanyaku dalam batin.
Oh, si monyet kencing.
'Air terjun mungil yang indah!' seruku.
Sadar ada yang memperhatikan, si monyet melihat ke arahku. Aku pura pura mencakar tanah. Biar saja sekarang angga
"Apa yang dia lakukan?" tanyaku dalam batin.
Oh, si monyet kencing.
'Air terjun mungil yang indah!' seruku.
Sadar ada yang memperhatikan, si monyet melihat ke arahku. Aku pura pura mencakar tanah. Biar saja sekarang angga
p
aku kucing habis boker. Dan memang kuberakting menggunungkan tanah.
Semenit berlalu, kulihat si monyet masih di pohon. Ia bergoyang,
berputar putar laksana penari gogo.
'Woi, kau di atas jamaah shalat, Nyet! Jaga perilakumu!' teriakku langsung bangkit. Mukaku meradang.
Si monyet turun rusuh. Ia menujuku. Aku sudah siap beradu mulut bahkan fisik.
'Aku tukang betul atap masjid, Bro.' Si monyet mengulurkan tangannya, menyalamiku.
'Danie.' kenalku.
'Woi, kau di atas jamaah shalat, Nyet! Jaga perilakumu!' teriakku langsung bangkit. Mukaku meradang.
Si monyet turun rusuh. Ia menujuku. Aku sudah siap beradu mulut bahkan fisik.
'Aku tukang betul atap masjid, Bro.' Si monyet mengulurkan tangannya, menyalamiku.
'Danie.' kenalku.
____
Sumber gambar: republika.com
Sumber gambar: republika.com
Post a Comment