Dua Galon Air di Dekat WC itu Menggodaku
"Danny, kemari! Teguklah setetes diriku. Jangan malu-malu."
Aku mendengar suara berbisik di telingaku. Rasanya geli tapi nikmat. Ada semacam memori indah yang ditampakkan oleh suara membuai itu. Tergoda, aku melirik ke arah kanan. Air minum galon sisa sebelum bulan puasa berdiri jumawa, menebarkan pesona tiada tara. Hatiku goyah, tertekuk lututku, dan menyembahnya.
"Jangan sekarang, aku masih puasa. Lima jam lagi, deh!" aku menawarnya.
"Sekarang saja, aku sudah bersolek. Ayolah, cuma satu gelas saja."
Hari panas sekali. Matahari seakan tengah mempermainkan insan yang sedang berpuasa. udara lembap ruanganku juga makin memperparah tenggorokanku. Aku tergoda, jelas ingin menjulurkan tanganku untuk meraih gelas pink kesukaanku. Tapi, berkali-kali aku berpikir, jika aku menerima bujukan si galon itu, aku akan mengganti puasa-batal ini. Dan, aku sangat malas untuk meluangkan waktu puasa di hari biasa. Utang memang tidak mengenakkan.
Kulantunkan ayat-ayat suci agar setan yang berada di balik kejadian ini pergi dari sampingku. Tapi tetap saja, goyangan maut si galon membuatku mabuk kepayang. Belum lagi iklan sirup, makanan lezat, dan minuman bersoda di televisi yang kutonton. Rasanya ingin membatalkan puasa hari ini, sekarang juga. Tuhan, berilah petunjuk kepada hamba-Mu yang gontai ini.
"Galon, kalau kamu sayang sama diriku, kamu jangan ganggu aku! Kumohon, di bulan puasa ini, ya." aku membujuk. Raut mukaku kutata dengan ekspresi sedih, yang kupelajari dari tontonan sinetron pujaanku.
Galon itu sekarang diam, tak berkata lagi. Aku mendesah lega dan meneruskan kembali puasaku yang tinggal beberapa jam. Sepertinya setan memperoleh panggilan darurat dari pemimpinnya karena tugas menggiurkan lain sudah menunggu. Para pengendara bawel yang saling mengumpat di perempatan jalan. Mereka lebih menarik dibandingkan diriku yang kuat iman ini. Alhamdulillah, semoga puasaku terus berlanjut sampai tuntas.
Aku mendengar suara berbisik di telingaku. Rasanya geli tapi nikmat. Ada semacam memori indah yang ditampakkan oleh suara membuai itu. Tergoda, aku melirik ke arah kanan. Air minum galon sisa sebelum bulan puasa berdiri jumawa, menebarkan pesona tiada tara. Hatiku goyah, tertekuk lututku, dan menyembahnya.
"Jangan sekarang, aku masih puasa. Lima jam lagi, deh!" aku menawarnya.
"Sekarang saja, aku sudah bersolek. Ayolah, cuma satu gelas saja."
Hari panas sekali. Matahari seakan tengah mempermainkan insan yang sedang berpuasa. udara lembap ruanganku juga makin memperparah tenggorokanku. Aku tergoda, jelas ingin menjulurkan tanganku untuk meraih gelas pink kesukaanku. Tapi, berkali-kali aku berpikir, jika aku menerima bujukan si galon itu, aku akan mengganti puasa-batal ini. Dan, aku sangat malas untuk meluangkan waktu puasa di hari biasa. Utang memang tidak mengenakkan.
Kulantunkan ayat-ayat suci agar setan yang berada di balik kejadian ini pergi dari sampingku. Tapi tetap saja, goyangan maut si galon membuatku mabuk kepayang. Belum lagi iklan sirup, makanan lezat, dan minuman bersoda di televisi yang kutonton. Rasanya ingin membatalkan puasa hari ini, sekarang juga. Tuhan, berilah petunjuk kepada hamba-Mu yang gontai ini.
"Galon, kalau kamu sayang sama diriku, kamu jangan ganggu aku! Kumohon, di bulan puasa ini, ya." aku membujuk. Raut mukaku kutata dengan ekspresi sedih, yang kupelajari dari tontonan sinetron pujaanku.
Galon itu sekarang diam, tak berkata lagi. Aku mendesah lega dan meneruskan kembali puasaku yang tinggal beberapa jam. Sepertinya setan memperoleh panggilan darurat dari pemimpinnya karena tugas menggiurkan lain sudah menunggu. Para pengendara bawel yang saling mengumpat di perempatan jalan. Mereka lebih menarik dibandingkan diriku yang kuat iman ini. Alhamdulillah, semoga puasaku terus berlanjut sampai tuntas.
Ah, mengapa berlagak tegar? Toh tiada yang tau......
BalasHapusJadi inget galon yang ada di deket WC Mizan, di samping tempat kekuasaannya Om Benny ... T_T rindu kantor Mizan ....
BalasHapuswaww.. persekutuan yg dimotori oleh sang galon! ohohohho
BalasHapusNamaku Sitorus, bukan Tegar! hihi
BalasHapusKasihan si Galon kalau bulan puasa gini ya, Teh!
BalasHapusPasti mereka menangis sedih
Emang Persekutuan Penyihir?!
BalasHapusTapi beneran, hari ini aja mereka melet-melet. Hihihi
Togar Sitorus?!! Ah plis, kau rasis degh......
BalasHapusmsi ada yg pake qo.. dirimu aja ga tau.. hihihihi
BalasHapustesss
BalasHapusYa dikit lah ... Sebagai bumbu perjalanan bangsa saja.
BalasHapusGa jelas, Its!
BalasHapus