Sam Po Kong's Review
Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Remy Sylado |
Judul Buku : Sam Po Kong (Perjalanan Pertama)
Penulis : Remy Silado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Novel Fiksi Sejarah
Karakterisitik : 1128 halaman; 21,5 cm
Saya beri anda sebuah kata Cina, apa yang ada di benak saudara saat ini? Apakah kosakata negeri dengan semilyar penduduknya, ras kuning bermata sipit ataukah asal muasal kungfu? Bila memang benar adanya anda berfikir seperti itu, maka anda memandang rendah budaya sebuah negeri seribu cerita penuh pesona ini. Tak boleh ditawar lagi sebuah hadist Nabi SAW, “Raihlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina!” benar-benar menjadi pijakan kita dalam menelaah budaya negeri tembok raksasa. Cina dengan kebudayaan yang merupakan salah satu tertua di dunia, menjadi sumur yang tak pernah kering bagi pendamba dan pencari ilmu falsafah hidup.
Bersama dengan India, saat ini Republik Rakyat Cina –nama resmi- merupakan negara dengan pertumbuhan ekonominya mengalami kemajuan paling meyakinkan. Saya rasa kunci kesuksesan mereka adalah kekonsistenan dalam memegang prinsip budaya bangsa, disertai dengan kematangan dalam proses pencarian jati diri melandasi kemajuan dua negara tersebut pelan tapi pasti. Keduanya memiliki kemiripan dalam menapaki persaingan nan ketat dalam era globalisasi, melalui teknologi informasi tapi masih menghargai sepak terjang yang telah dilakukan nenek moyangnya.
Terkhususkan kita ambil salah satu kasus merebaknya berbagai alat teknologi berasal dari Cina yang mulai menguasai pasar Indonesia. Awalnya mereka melakukan plagiasi teknologi Barat –di perusahaan rumahan- untuk kemudian dikembangkan mereka sendiri menghasilkan produk super irit. Sebagai bahan peredam kelajuan budaya berbasis teknologinya yang relatif cepat, maka mereka mengimbanginya dengan eksplorasi budaya di bidang seni film yang menggali karakter bangsa. Sungguh kolaborasi yang ciamik.
Uraian di atas menjadi landasan pada akhir tahun 2005 saya mencari informasi tentang budaya Tiongkok yang bertepatan dengan perayaan ke-450 tahun perjalanan muhibah seorang laksamana muslim Ceng Ho memperkenalkan kebudayaan Tiongkok ke negeri sahabat. Perayaan pada tahun ini menjadi terasa spesial dikarenakan apresiasi warga pribumi di tanah air kita mengalami kemajuan yang cukup berarti. Pemerintah semenjak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid telah menetapkan bahwa suku Tionghoa adalah salah satu bagian dari kebudayaan bangsa sehingga tak ada lagi diskriminasi terhadapnya.
Karena rasa penasaran yang sudah di ujung kepala, maka saya membeli buku Sam Po Kong (Perjalanan Pertama) karya Remy Silado, dan saya harapkan dalam waktu terdekat buku-buku tentang budaya Tiongkok juga akan saya baca.
Penilaian
Saat pertama kali saya memegang buku dengan ketebalan yang aduhai ini, dalam bayangan saya adalah sebuah tekad untuk menuntaskannya dengan cepat. Sumber berita mengenai Ceng Ho dari televisi masih menyisakan pertanyaan yang berkecamuk, seperti apakah orang ini? Apakah dia salah satu raja dinasti Cina, sehingga layak mendapatkan penghargaan gegap gempita. Ternyata penjelasannya adalah sebagai berikut:
Laksamana Ceng Ho adalah seorang kepercayaan Kaisar Ming yang berkuasa saat itu –pada abad XV Masehi, walaupun dia seorang muslim –berbeda dengan kepercayaan yang umumnya dianut bangsa Tiongkok- namun dia mampu menjalankan tugas-tugas negara dengan baiknya. Akibat kedekatannya dengan sang raja maka tak ayal timbul kecemburuan di antara lingkungan kerajaan. Konflik-konflik semacam ini yang menyusun cerita menjadi kian seru dari halaman ke halaman.
Letak keunggulan buku ini adalah daya imajinasi penulis yang bagus, sehingga pembacanya dengan mudah masuk ke dalam cerita dan merasakan sendiri berada dalam kapal muhibah. Selain itu perjalanan Ceng Ho beserta awak armada ke negeri tetangga, terutama nusantara, terasa mengasyikkan walaupun bayangan buku sebesar bantal selalu bikin minder. Jalinan cerita antar bab terasa ringan dan menjadikan rasa penasaran untuk menyelesaikannya.
Akan tetapi yang menjadi kekurangan dari buku ini adalah penokohan Ceng Ho yang kurang terasah dengan optimal, justru penonjolan tokoh terletak pada anak buahnya dengan segenap tingkah lakunya. Seolah Laksamana Ceng Ho hanya menjadi pemeran sampingan saja, hanya saat-saat tertentu saja ketika menyelesaikan masalah baru Ceng Ho bertindak. Disamping itu harga buku yang sangat mahal menjadikan buku Remy Silado kurang diapresiasi dengan semestinya.
Secara garis besar dapat dinilai bahwa pencarian informasi sosok Laksamana Ceng Ho pada buku ini masih belum mencapai target, namun dari segi hiburan telah mencapai sasaran. Mungkin masih dibutuhkan informasi pembanding dari buku-buku lain sehingga menambah pengetahuan kita terhadap budaya Tiongkok.
YK, 21/3/2007
Sering kalah dalam bermain Slot?
BalasHapusAtau
Tidak pernah Menang Sama sekali di agent lama anda??
Jangan Kecewa kawan
Mari join bersama kami
Dapatkan ragam permainan Slot terlengkap
Serta Bonus Menarik setiap harinya
Slot Joker’s Jewels adalah permainan slot online formasi 5×3 yang menjanjikan untuk memberi Anda 1,040x taruhan Anda. Slot ini memiliki 5 payline dan volatilitas yang tinggi. RTP diatur pada 96.5%.
Silahkan kunjungi Review Game Slot Terbaru dan slalu update hanya di Demoslot
KLIK >>> REVIEW DEMO SLOT ONLINE
KLIK >>> FACEBOOK DEMO SLOT ONLINE
KLIK >>> TWITTER DEMO SLOT ONLINE
KLIK >>> INSTAGRAM DEMO SLOT ONLINE
KLIK >>> REGISTER BVGAMING
KLIK >>> PROMO BOLAVITA
Nikmati permainan menarik lainnya secara GRATISS.
BANTUAN & DUKUNGAN
Customer Service 24 Jam
WA +62 812-9739-2623
WA +62 812-1495-2061
KLIK >>> WhatsApp BOLAVITA