Pemasunganmu terhadapku sungguh tak beralasan!
Tidak sekali-kali orang lain mengubah dirinya. Sebelum dirinya bersih, dan tidak hanya merasa suci. Aku sadar diriku bukanlah insan suci. Tapi setidaknya aku mempunyai keinginan yang kucoba raih dengan tanganku sendiri. Bukan atas mengemis kepada siapapun. Itu lebih baik dibandingkan hanya duduk di pojok kamar dan menangis sesenggukan. Layaknya bayi rewel yang butuh diceboki ibunya.
Apa perlu kita menerbitkan sumpah di hadapan kumpulan orang? Mencontoh insan yang merasa dirinya benar. Menyalahkan orang lain, membakar rumah mereka, bertindak barbar berlagak pahlawan. Apa mau kita menjadi mereka? Mengucap salam perpisahan dibalut kafan. Dan salah satu keluarga dari mereka terkena kolera hingga mati membusuk. Apa kau mau seperti mereka wahai Teman?
Aku bukan mereka, dan kau pasti juga bukan mereka. Aku dan kau adalah makhluk yang berbeda. Kau adalah kau. Aku adalah aku. Tanpa pernah saling beririsan. Agar kita tak saling berpotongan. Hargai keputusanku untuk mengacuhkan semua pemikiranmu. Dan itu lebih indah dibandingkan kau terus merongrongku untuk menjadi orang lain. Maaf aku tak sanggup. Aku lebih baik membekukan hubungan kita, daripada hatiku mengeras karena himpitan suhu.
Hargailah diriku, dan aku akan menghargaimu.
Post a Comment