Header Ads

KELAS AKSELERASI


Rumor tentang hebatnya pendidikan Finlandia agaknya sudah kuno. Saya berpikir itu banyolan belaka yang diembus embuskan Nokia yang beberapa dekade merajai pangsa pasar telepon seluler kita. Sekarang Nokia bangkrut bukan? Artinya, lulusan di sana tak cakap mengurus perusahaan. Ini muara pendidikan yang gagal.

Nah, sekaranglah mengatakan pendidikan kita paling mantap. Kita harus percaya diri! Kalau ada yang mengejek "Alah, ngurus kurikulum saja nggak becus gitu?!" Hehhh .... si pengoceh itu tak tahu gudeg, sih.

Gudeg berasal dari nangka muda yang semain direbus semakin nikmat. Tandas masuk ke perut berujung mengorok kekenyangan. Pun pendidikan kita begitu. Makin kontroversial, makin dihujat, semakin hasilnya mengilap!

Baiklah, sebagai tembang nina bobo Anda semua, saya suguhkan satu kisah di sebuah sekolah di Rusia.

◆◆◆

Boris bocah berusia enam tahun kali pertama masuk sekolah tanpa didampingi orangtuanya. Mrs. Ivanova menyambut murid barunya itu.

'Selamat pagi, Nak. Cium punggung tangan ibu sini!' sapanya.

'Saya terlalu pintar buat masuk kelas satu.' seru Boris yang membuat Mrs. Ivanova terkejut. 'Saya harus di kelas tiga!'

Mrs. Ivanova menarik tangan Boris ke ruang kepala sekolah. Mr. Lavrov tengah mengerjakan tugasnya sembari mendengar penjelasan Mrs. Ivanova.

Sang kepala sekolah berkata, 'Well, well ... Ayo kita tes dia! Boris, berapa 3 kali 3?

Boris menjawab, '9!'

'Benar. 6 kali 6?'

'36!'

Pak kepala sekolah berkata pada Mrs. Ivanova memang Boris harus lompat kelas ke tingkat tiga karena untuk seumurnya sudah hebat.

Mrs. Ivanova menimpali, 'Baik, Pak. Sekarang kita tes logika berpikir Boris. Boris, saya dan sapi punya sesuatu yang sama. Sapi empat, saya dua. Apa?'

Mr. Lavrov menerawang, sudah berpikir yang bukan bukan.

Boris cekatan menjawab, 'Kaki!'

'Benar!' kata Mrs. Ivanova. 'Sekarang, kamu punya di celanamu, tetapi tidak di rok ibu. Apa?'

Pak kepala sekola memerah wajahnya membayangkan sesuatu pada diri Mrs. Ivanova.

'Kantong celana.' jawab Boris.

'Baik, Pak kepala. Boris lulus dan layak lompat kelas ke tiga!'

'Tunggu, tunggu, tunggu!' sergah Mr. Lavrov. 'Saya berubah pendapat. Boris ke kelas lima karena saya salah menebak semua pertanyaan Anda!'

★ Diadaptasi dari guyonan khas Rusia

Tidak ada komentar