Header Ads

JANGAN CEPAT KAU TINGGALKAN KAMI, NDRO!

Indonesia belum siap jika Indro Warkop menyusul dua sohibnya; Dono dan Kasino. Tenaga dan ilmu komedinya masih dibutuhkan oleh kita yang haus oleh hiburan guyonan kreatif. Indro masih jadi obor dan inspirator hiburan lucu paling disegani di Tanah Air. 

Menyimak sepak terjang Indro Warkop, juga kemegahan kisah hidup Dono yang lucu nan lugu dan Kasino yang renyah dan kreatif, tak akan pernah pupus untuk terus diceritakan oleh siapapun. Mereka legenda yang patut jadi contoh bagi kita yang siap masuk ke bisnis komedi.

Namun saya kecewa dengan gaya Indro Warkop saat ini. Ada tiga hal yang bikin saya pengin bertemu dirinya, mengajak duduk bareng meski hanya tersedia satu kursi dan itu berisiko salah satu kami memangku, dan mengobrol dengan posisi tidak nyaman, lalu saya mengkritiknya tentang:

1. Bobot tubuh
2. Anting
3. Tato
4. Harley Davidson

Bobot yang pertama. Tidak ingin saya mencela orang gendut karena saya telah tercerahkan waktu duduk seorang diri di bawah pohon beringin laiknya Budha jika "gendut dan langsing laksana sepasang anak kembar yang saling membutuhkan". Saya musti menceritakan secara adil mengapa saya tidak suka Indro bertubuh super besar seperti sekarang ini.

Kekhawatiran saya bukan kemungkinan Indro Warkop kena serangan jantung oleh lemak yang ada di tubuhnya. Seorang tokoh kuat seperti Indro pasti mempertimbangkan jauh jauh kenapa badannya membengkak. Saya gelisah jika ia memupuk tubuhnya, barangkali apabila ia berubah pikiran agar kembali langsing seperti dulu pada era kejayaan Warkop, alih alih si dokter tukang sedot lemak cantik bekerja malah cekikikan menerima pasien Indro Warkop.

***
Apapun yang asli berasal dari Tuhan adalah yang tersempurna. Anting dan tato sebagian orang mengatakan ialah alat pendukung yang meningkatkan nilai seni tampilan seorang Indro. Saya katakan tidak! Bang Indro tidak akan pernah jadi cantik dengan memakai anting karena ia bukan homo. Tak pula Indro bertambah sangar dengan merajah kulit lengannya, yang tampak saja entah di bagian tubuh tersarunya mungkin ada semisal pusar, karena ia sudah terlampau tak penting melakukan itu karena namanya sudah besar. Saya hanya ingin mengatakan padanya:

'Bang, tatomu masih bisa saya terima. Tidak usah kau hapus. Tapi tolong, antingmu berikan pada saya! Untuk saya pakai!"

Harley Davidson paling bikn saya sewot perihal Indro Warkop. Glamor betul! Bukankah itu motor gede ciptaan Amerika Serikat biangnya kerusuhan dunia yang tentaranya membunuh warga Irak, Afghanistan, dan Bush keroknya perang?

"Tolonglah, Bang Indro." pinta saya. "Kembalilah ke produk lokal. Banyak transportasi lain yang bisa kau pakai yang murah namun tetap berkualitas. Mesin traktor Quick saja cocok buat kau!"

***

Keempat di atas tidak mengurangi respek tertinggi saya pada Indro Warkop. Kesibukannya sekarang membimbing dan mengarahkan talenta muda patut mendapat apresiasi yang pantas yakni bintang lima. Ilmu panggung dan filmnya masih kita butuhkan dan satu kalimat untuknya:

"Jangan cepat kau tinggalkan kami, Ndro!"

Tidak ada komentar