Header Ads

Dapur, Ruang Tamu Hangat, dan Pembantu Kurang Ajar

Oven panas. Dipegang tangan, terjingkatlah menghindar. Kue masih di dalam, belum siap untuk ditarik. Biarkan sebentar, sepuluh menit lagi.

Air mendidih di panci di atas kompor. Membuat kopi panas untuk yang terkasih di ruang tamu. Ditambah gula satu sendok, jangan terlalu banyak. Kencing manis terus mengintai. Menyiapkan nampan, dan terbanglah bersama obrolan hangat.

Wajan dengan minyak goreng siap menerima adonan. Matang setelah dibolak balik, diangkat, ditiriskan. Beralih ke piring atau mangkuk. Mendampingi sang kopi. Amblas dalam hitungan menit. Rasa lezat menjadi penanda pembikin setara dengan para chef restoran hotel berbintang lima.

Tak ada pembantu di rumah ini. Semua tak kerasan karena gaji sedikit. Mereka lebih memilih pergi ke negeri lain dengan risiko dihajar di muka atau bokong disetrika. Lebih baik di sini, bersama kami, menikmati waktu bersama, dengan kerukunan yang ditawarkan. Gaji adalah masalah kesekian. Sejalan cepat tumbuh kerja, pasti dinaikkan. Bersabar adalah ciri khas orang orang di rumah ini. Tidak yang menginginkan cepat lalu jatuh tanpa bisa bangkit.

Meribut di www.andhysmarty.multiply.com

Tidak ada komentar