Header Ads

Tertimpa Rezeki Runtuh Bak Lotre

Menerima rizki banyak, kuingin menundanya. Karena melimpah adalah dekat dengan berlebihan. Berbeda dengan saat harus mencari barang satu gigit keju. Waktu itu, semua makanan, tak enak-lezat apalagi, terasa sangat berkesan. Tapi, sekarang seluruh yang ada di muka ingin dikuasa. Bahkan, orang lain tak berhak untuk sekadar menikmati bentuk dari benda itu.

Menerima rizki banyak adalah sulit. Mengendalikan syahwat, mengontrol emosi, menata pikiran. Yang ada, menggerutu mengapa barang yang itu yang sana tak jadi dibeli. Gembira sesaat, selebihnya tak jelas makna apa yang sudah dilakukan. Tak ayal, tak sadar, uang menipis. Kembali ke semula.

Menerima rizki banyak seperti tertimpa gunung. Tak kuat mental, gila hadiahnya.

Apa yang musti diurai dari ini? Menerima rizki teramat besar.

Satu, mengatur kendali napas. Jangan biarkan seluruh udara ke luar masuk dalam kecepatan menaik. Harta harus dikendalikan. Sama dengan hati, DIKENDALIKAN.

Dua, pikirkan hal hal tak mengenakkan di masa lalu. Masa depan juga belum tentu mengasyikkan. Tantangan terus tajam mengawasi juga memelototi.

Tiga, menikmati rizki banyak dengan sewajarnya. Tetap dengan gaya tak berbahan dasar duit. Oh tidak. Sekadar makan enak, berbelanja melengkapi dan mempercantik kamar, tak masalah.

Empat, tetap rendah hati. Karena kesombongan akan menjerumuskan diri menjadi hina. Itulah penyakit sebenar benarnya yang merusak jiwa. Tak boleh  berumuk jika seluruh uang yang didapat adalah semata dari diri kita. Tuhan berpunya.

Menerima rizki banyak yang sangat diharapkan.

Meribut di www.andhysmarty.multiply.com

Tidak ada komentar