Header Ads

Mungkinkah Kehancuran NKRI Berawal dari Yogyakarta?

Yogyakarta dan NKRI adalah satu paket istimewa


Membuat kecewa rakyat Yogya, janganlah pernah terjadi. Karena itu tidak baik bagi kesehatan NKRI. Tanpa Yogya, Indonesia pincang. Tentu, tanpa Maluku Papua dan Aceh, RI tak ada apa apanya. Tapi, untuk kasus Yogya dengan RUU Keistimewaan yang berlarut larut, harus segera dituntaskan. Karena ini bisa jadi menjadi pemicu pecahnya NKRI hingga berkeping keping.

Saya bukan ahli nujum. Bukan cenayang yang setiap awal tahun berkoar koar di televisi. Setidaknya, saya berusaha menyerap aroma percikan mulai terkikisnya nilai nilai kesatuan. Dimulai dari Yogya. Ya, jika keinginan sebagian besar rakyat Yogya untuk mengesahkan Sultan sekaligus Gubernur, ditolak oleh Pemerintah.

Sewajarnya Pemerintah segera menyelesaikan tugas berat ini. Atau, bom waktu akan berpihak kepada kehancuran negeri yang indah bernama Nusantara ini.

Tak ada kurang buat Yogya untuk berdiri sendiri sebagai sebuah negara. Meski tanpa industri berat yang mencorongkan asap berton ton ke udara, Yogya memiliki sejuta potensi. Pariwisata sejarah, budaya, industri pendidikan, aset aset terunggul, dan yang lebih menohok adalah: nuansa egaliter Yogya yang lebih bagus dibanding RI secara keseluruhan. Yogya seakan menjadi mercu bagi kemajuan bangsa Indonesia. Namun sayang, hal itu tidak pernah dipelajari oleh para pemimpin Senayan.

Hemat berhemat, jagalah dan sayangi Yogya sebagai tiang pancang kukuhnya RI.
Karena di dalam Yogya, bergulat manusia manusia dari seluruh ras Nusantara. Dan, kedewasaan manusia manusia Yogya tak akan membuat ramalan ini menjadi nyata. Yogya tetap mendukung NKRI sampai kapanpun. Semoga.

Tabik teruntukmu Sultan.


2 komentar: