Header Ads

Radio sebagai Pengurang Bencana

Radio adalah sebuah gaya hidup


Radio memang sakti. Marconi adalah pahlawan komunikasi sesungguhnya. Bagaimana tidak, ia menampilkan berita dengan sangat cepat. Tak harus mencari listrik, pemakai setia radio hanya butuh beberapa baterai. Dijinjing pun mudah. Kemana mana, menjadi gaya hidup. Radio wahana seni berekspresi.

Gunung Meletus!
Abu menyebar, pasir dan batu menghantam rumah bahkan wajah warga. Ya, di malam buta. Saat warga lalai, puas tidur setelah menikmati TV. TV ibukota Jakarta. Kalang kabut jadinya. Warga tidak siap.

Radio menjadi alternatif. Pembangun penduduk, atau pengingat yang segera dicorong umumkan. Tentu atas berkoordinasi dengan Badan Pemantau Bencana. Agar nyawa tak banyak melayang. Mengurang resiko.

Radio untuk telinga. TV bagi mata. Dua duanya berbeda. Tapi penulis yakin, berpakai telinga akan lebih bijak. Karena telinga tahu kanan dan kiri sudut pandang. Sementara mata lurus ke depan.

Berbijak dengan Radio.

Tidak ada komentar