Header Ads

Manusia Hidro

Air itu mengalir. Dari hulu ke hilir. Mencari kepastian, jika ia selalu menuju ke bawah. Tak melebihi yang Esa. Sama hal dengan manusia, ia tunduk kepada kekuasaan Tuhan. Rendah, serendah rendahnya. Tak pernah unggul dari sisi manapun, terhadap Allah.

Di pantai, laut, lepas ialah samudera, sungai, rawa, dan bendung, saya mengamati. Air adalah ciptaan Tuhan yang teramat indah. Tanpanya, manusia tak akan berarti apa apa. Ilmuwan, cendekia berujar, tubuh manusia sebagian besar terdiri oleh air. Hingga mereka rela minum bergelas gelas, lalu dengan sengaja mengeluarkan dalam bentuk urine, bentuk air yang berbau. Betapa hebat peran air. Ia menguasai manusia. Jika makan dapat ditahan dalam tiga hari, air cuma satu hari. Selebihnya, manusia terkapar dan meronta meminta kehadiran air.

Seorang peneliti berkacamata tebal. Ia bercita untuk menjadi pengganti profesor yang dikenal mahasiswanya sebagai dosen pembunuh. Killer. Huruf D dan tak jarang sisir E. Peneliti muda itu berjungkat jungkit, mondar mandir, memasang alat ekperimen. Meneliti air. Perilaku air. Berada di posisinya, alam pemikiran dirinya, apa yang ingin ia telusuri? Hanya air. Kecepatan dalam arah x, y, dan z, pada periode waktu tertentu. Untuk mendapat gelar sarjana. Selanjutnya master, doktor, dan bergantilah profesor Harto kepada dirinya. Alangkah hebat bukan?

Di Minggu pagi, di saat mahasiswa lain masih terlelap karena semalam bercinta. Dengan pacar, teknologi internet, tenggelam dalam tugas, atau bahkan tak mengerti harus bergerak ke mana, karena tak ada ide yang didapat. Termenung di kamar adalah pilihan terakhir. Bagi mereka yang tak mempunyai uang lebih.

Saya di sini masih mencari peluang. Menyiapkan diri untuk merebut simpati, biar mapan menetapkan pilihan. Mungkin di alam keairan ini. Hidro. Yang tak pernah saya bayangkan dengan dalam, saya akan kembali lagi berjumpa lagi dengannya. Hidro. Di saat kawan kawan lama sudah bermobil ria, dan berceloteh tentang keberhasilan dan kegemilangan mereka. Ah, akankah ini takdir bagi saya? Bisa jadi, dan saya harus menerimanya dengan ikhlas.

Mari memulai hari. Bersama air kita bisa. Bisa apakah?



 

Tidak ada komentar