Header Ads

Aku Malu Menjadi Orang Indonesia, Tidak Keren. Dan, Kita Bangga Menjadi Orang Indonesia!

Tak perlu malu menjadi orang Indonesia. Pendapat Taufik Ismail, siapkanlah. Banggalah kita menjadi anak negeri. Biarpun keropeng di tengkuk, dengkul, atau pantat, Indonesia adalah surga bagi kita yang ingin merdeka. Memecah masalah, itulah tugas anak bangsa. Karena kita ditakdirkan sebagai penyelesai masalah. Bukan hanya menangis, menatap tembok, dan mencoret coret 'Aku malu menjadi orang Indonesia'.

Dan banggalah menjadi Indonesia. Meski dera coba menghantam, tameng dan wajan siap menahan panah dosa. Semangat, semangat, dan semangat!

4 komentar:


  1. Kebanyakan bertemen dengan Jawa, kok aku mulai suka gadis Jawa ya? Normal ngga tuh, Ndy?

    BalasHapus
  2. Kecuali ama Mui atau Luna Mayaku. Baru kau masuk acara TKP di TPI.

    Emang ada apa dengan Jawa?
    Aku kasih bocoran ya.
    Dulu temanku kursus, pak Dosen Geografi UGM, bilang:
    'Mas Andhy, tahu ga Tuhan orang Yahudi?'
    karena aku orang pintar, yoi PD, 'Yehuwah'
    'Mirip kata Jawa kan?'
    Sampai saat ini aku tak ngerti.
    Kemarin juga baca tulisan Cak Nun, dia pernah ke Israel, dan di sana banyak tulisan Java. Java di mana mana?
    Dan kau ama temanmu kranjingan Java itu apa aku ga tahu.
    Tapi aku ga mau menyimpulkan. Jawa adalah kata yang berat. Dan kami harus berusaha keras menjaga nama baiknya.

    Halah, aku malah kejawen.

    Ah jangan sukuis dong.
    Mending masak masak aja yuk.

    BalasHapus

  3. Yuk, setuju. Mending kita masak Mui dan Luna Maya. Bumbunya Jawa Tengahan; manis menggigit. Bikin sambel berasa karamel dan kare berasa kolak. Mampus kau. Hahaha.

    BalasHapus
  4. Olala, kau rasis. Ada lagi lo, preman rasa penari kraton. Ya e

    BalasHapus