Header Ads

Mengawali Sebuah Usaha Mandiri

Otak ini sudah dicuci. Sedari kecil, hingga menjelang maut. Oleh pemikiran jenuh, kegelimangan adalah menjadilah karyawan perusahaan elit. Dipasung, tak dibiarkan untuk berpikir, mencari uang berarti melamar pekerjaan selepas kuliah, tanpa diberi alternatif lain.

Jika saja perusahaan tak bangkrut, kata PHK tak pernah tersemat, mustahil jiwa tergerak menjadi seorang perintis. Beruntung Tuhan menguji ketangguhan hambaNya. Jika tidak, banyak insan mati terserang jantung di meja kantor, atau yang masih mengantre di pintu resepsionis perusahaan.

Tak mungkin menyalahkan sistem pendidikan yang didapat. Pula tidak bijak jika mengutuk para sahabat Tionghoa yang dirasa tak mau berbagi ilmu kewirausahaan. Hanya pilihan hidup semata. Siap atau tidak. Bertahan dengan menyikapi hidup, atau bermain aman dan nyaman memakai dasi hingga jiwa keropos dimakan belatung bernama kapitalis perusahaan.

10 komentar:

  1. ya...tak ada yg patut disalahkan. menunggu cara pikir masy berubah butuh waktu bergenerasi

    BalasHapus
  2. Dan aku mencoba lagi. Setidaknya berusaha tanpa menuntut berlebihan kepada Tuhan.

    BalasHapus
  3. Loh. Kau anggap tales hina? Ga produktif? Apa kau anggap pebisnis kripik talas bukan orang? Ayolah Pha.
    Tak sumpahin jika beras dah ga ada, elo ga bisa nemuin tales. Makan kertas Perda Anti Merokok matilah kao. Ha6

    BalasHapus

  4. Idhandy mulai terjangkit demam misinterpretasi. Justru karena kuanggap tales potensial untuk dibisniskan, makanya kurekomendasikan kepadamu. Memangnya aku terkesan ngenyek, apa? Ah, Idhandy kini agak sedikit terlalu sensitif. Pilu hatiku.

    BalasHapus
  5. O gtu ya.Itulah guna konfrensi pers.

    BalasHapus
  6. Janganlah. Blogmu ini berpotensi memecah-belah kerukunan bangsa. Cukup aku saja jadi korban.
    >:p

    BalasHapus
  7. Kerukunan kan ga diukur dari banyaknya senyum. Saling bertarung dalam hal pemikiran, membuat kita lebih dekat. Gitu Anakku.

    BalasHapus

  8. Sayangnya tak semua orang berjiwa sebesar itu, Romo.

    BalasHapus