Header Ads

Garin Nugroho: Aset Berkilau yang Terlupakan

Membayangkan seorang Garin Nugroho berpindah kewarganegaraan, tidak Indonesia lagi. Betapa malu jika ini terjadi. Kita akan kehilangan aset perfilman paling potensial yang pernah dimiliki negeri bernama Nusantara. Jangan sampai terjadi. Hanya dia punggawa terakhir sineas teridealis dan paling berkarakter, meski tanpa penghargaan yang semestinya di tanah lahirnya sendiri.

Dunia sudah mengakui jika Garin adalah sebuah jaminan berkelas dalam menggarap suatu film. Karya karyanya yang penuh simbol, pemilihan tema yang sangat pro terhadap budaya Indonesia, selalu menuai pujian bahkan penghargaan spektakuler di ajang festival luar negeri. Anehnya, jika dipasarkan di dalam negeri sudah dapat ditebak:Tak laku.

Apa ada yang salah dengan kita?
Garin berseloroh, 'Beruntung orang luar menghargai sebuah proses. Berbeda dengan kita: Kita masih berkutat dengan mencari cari kesalahan suatu karya berupa film. "Kok nggak sempurna sih?!" Padahal, kesempurnaan berasal dari proses yang terus menerus dalam mencari.'

Pada suatu waktu, entah menunjukkan kekesalannya kepada juri FFI yang hanya mengganjar 'Opera Jawa' dengan satu gelar penata musik terbaik, Garin berkomentar:
'Seperti dapat lotre.'
Perlu dirujuk, film ini mendapat piala bergengsi pada festival film di Perancis dan Norwegia. Lalu pertanyaannya adalah apakah rasa seni juri FFI lebih baik jika dibandingkan dengan juri film festival luar negeri? Perancis?

Garin Nugroho tampak tak menyerah oleh keadaan. Jiwa pengembaranya pasti ingin membuktikan bahwa sebenarnya tak ada alasan bangsa ini untuk tidak mampu bersaing. Talenta talenta muda bertebaran di seluruh penjuru negeri. Tema tema seksi masih bisa diolah dan diangkat menjadi karya seni.

Membaca cara berpikir dan karya Garin seolah ia menampar muka bangsa. Indonesia di tangan dirinya terasa indah, sejuk, hangat, bersahabat, dan tak membara. Keindonesiaan yang dicitakannya layak menjadi rujukan seluruh anak bangsa dalam menghasilkan karya elok yang mampu menembus pasar internasional.

Selama buat Mas Garin Nugroho. Jayalah perfilman bermutu di Indonesia.

16 komentar:

  1. Yah...jika dapet penghargaan di luar negeri, kemungkinannya hanya dua:

    1. Gaya film Garin sesuai selera dan cara pandang seni-nya Eropa punya.

    2. Penonton Indonesia ga bisa memahami keindahan yg ditampilkan Garin. Seleranya udah dicekoki ama sinetron yg isinya banjir oral, miskin kontemplasi dan ekspresi

    BalasHapus
  2. Kedua pilihan darimu benar semua, 50:50. Ya hasilnya Who wants to be a Millionare.
    Eyu tahu tempat yang ngejual VCD/DVD film mas Garin ga?
    Aku butuh banget buat koleksi n dipelajari. Trims tanpa uang kembalian.

    BalasHapus
  3. hihihi....aku hobinya cuma pinjam VCD nang rental jeee....

    eh, jadi mikir, film2 bagus emang asiknya dikoleksi yach....nyari2 film psikologi aaaaahhhh.....

    BalasHapus
  4. Oh harus ngoleksi.
    Eyu pengin jd penulis TOB jg kan?
    Film memberiku banyak buanyuak ilmu.
    Kramer Vs Kramer, aku saranin. Bentar lagi aku mau masuk Yogya. Jadi aku bisa pinjam VCD rental di Jakal. Oh I miss it.

    BalasHapus
  5. oya? oya? kramer itu film apaan?

    aku bru mikirin beautiful mind, silence of the lambs, sixth sense, constantine...uah yg gitu2 deh

    di jakal mana? WAHANA? bukannya VCD terlengkap ituw DH91? sayangnya kucari 'the other side of midnight'nya sidney sheldon ga ketemu. Ealah, ternyata itu film ternyata masih jaman pake video VHS :D

    BalasHapus
  6. Aku dah lama ga di Yk.
    Ntr aku cari2.
    Kramer drama perceraian n ngrebutin hak wali. Kaya Dhani am Maia lah. Tp ga norak.

    Silence, wajib tnton.
    Beautiful mind, wajib tnton.

    Yu no wat?
    Misteri Sundel Bolong Transmigrasi juga Oke. Ha6

    BalasHapus
  7. yg kusebut ituw udah kutonton semua :P tmasuk 'dead poet society'..

    BalasHapus
  8. O yg belum?
    Aku usul: Beranak dalam Kubur by Ida Laila

    BalasHapus
  9. emoooooooohhhhhhhhhhh........ ga tipe....maunya kayak poltergeist

    BalasHapus
  10. kata temen sih, Garin bikin film buat bule haha :D

    BalasHapus
  11. @ nikinput: lo harus mauw. La wong produk lokal kok ditolak. Kita harus mendukung. He6

    BalasHapus
  12. @tq79: aku jane bingung jg Qin. Biar bisa nembus kru Garin gimandra nyak?
    Aku ki kadang ngimpi jadi asisten dia. Lumayan to ikut jalan2. Ngarep. Mburi.

    Ben aye buat orang bule. Kenapa tidak? La orang pribumi ga mau dibikinin. Nek aku ya. Setuju bgt skl sms Rp 50 sekali kirim. Ha6.
    'hujan duit di negara lain, kenava tidak kita ikut ujan2an di sana.'
    orang bule aja mandi rupiyah di Indonesia. Ya harus dibalas. Ha6. Jd emosi gini. Yg pasti, tahu ga tempat jual vcd film2 mas Garin, Qin? Hayo ngakuw. Ha6

    BalasHapus
  13. mau yg bermutuw....mau lokal, interlokal, internasional, bukan itu masalahnya. bukan juga nasionalisme. yg penting ga menyebarkan mitos2 ga jelas, kalu asing, biar tau, oh, di sana begitu tho folklorenyah....hahaha

    BalasHapus
  14. Kita udah kaya BSF deh.
    Biarkan sineas berjuang. Kita teh nulis aje. Kekek

    kita harus mengapreasi tanpa menghakimi. Kalo engga bisa gtu, kita bikin Sanggar para Mulut Berbusa aja deh. Huwahaha

    BalasHapus
  15. Kamu tertawa? Ah jngan ya. Guwe besok jd stradara Ludruk. Akan guwe show in ye. Ha6

    BalasHapus