Perempuan Tertimpa Cinta

Mati tertimpa cinta. Ia berujar. Mengungkapkannya kepada dunia yang sempat diumpatnya habis.
Adilkah Tuhan, ratapnya kesal. Kurang apa diriku?
Kepalanya kocak. Goyah tak tentu arah. Ingin menangis, sudah hilang gairah. Hanya saudara sedarah mampu menghibur, tapi tak menutup rasa sakit yang begitu membekas. Kasih sayang utuh ia berikan, tak berbalas tak sepadan. Haruskah pengorbanan dan cinta yang telah ia tunjukkan berakhir pada satu hari. Suatu masa ketika gelar mengerikan akan ia sandang. Tak kepala menunduk lagi dari teman dan sahabat, mungkin cibiran bahkan tepuk tangan.

Tenang, semua ada hikmah di balik kejadian ini. Seseorang menyambangi, mengulurkan tangan, meski mereka tak saling mengerti muka. Lelaki itu hanya menegaskan hal yang senyatanya telah diketahui si perempuan. Perempuan tertimpa cinta mutlak mengerti apa yang harus ia lakukan.

Tetaplah tabah, karena kau tak sendiri. Seperti yang kau ucapkan: manusia tak akan lepas dari permasalahan, sudut pandang menjadi peringan dalam memecahkan masalah.