Header Ads

Praktik Aborsi Kemanusiaan Bangsa Rindunesia

Aku membayangkan:

1.      Diikat oleh rantai berat, dimasukkan ke dalam jeruji besi. Di sebelahku ada monyet di dalam kerangkeng.

2.      Dipukul-pukul oleh para pemburu singa laut. Aku merasakan setiap siksaan yang diberikan.

3.      Aku menjadi suku Indian yang terusir dari tanahnya. Dengan alasan karena kulitku merah, aku tak mempunyai hak atas pekerjaan.

4.      Gigi taringku patah. Namun tanggalnya akibat menerima pukulan pencari gading gajah.

5.      Tanganku kutung. Burung dimasukkan ke dalam kerangkeng. Bersama seekor monyet.

6.      Ada yang mengulitiku. Di depanku ada sekawanan buaya yang sebentar lagi menemui ajalnya. Mereka diambil kulitnya untuk dijual di pabrik dompet, torpedo dahsyatnya diekspor, dan daging lezatnya dilahap.

7.      Mataku meredup. Ada seorang buta di dekatku. Dia meminta bantuanku untuk menyeberangkannya. Aku sendiri kepayahan karena meronta tak banyak cahaya masuk ke retinaku.

8.      Dua daun telingaku hilang. Telepon genggam super canggih setia menanti di sebelahku.

9.      Aku makan sirip hiu yang konon sangat berkhasiat bagi vitalitas tubuh. Makan romantis di kapal pribadi bersama kekasih di lautan lepas. Beberapa ekor hiu mengepung kami.

10.  Serumah bersama seekor singa buas. Binatang itu tak lagi mempunyai rumah. Hutan tempat dia tinggal telah habis. Ia tak mempunyai saudara lagi. Air mata meleleh di pipinya. Kesepian dan merana.

Tidak ada komentar