Buruh Migran Hongkong Berprestasi
Tak banyak penduduk asli bermata sipit yang berada di sana, justru orang-orang berkulit cokelat yang memenuhi taman tersebut. Namun dari cara berpakaian mereka tak ada bedanya dengan penduduk lokal. Yang membedakan hanya kulit dan dialek mereka yang seperti ditekan dan meletup-letup. Selebihnya meniru mutlak gaya orang Hongkong.
Telepon genggam dengan gagah mereka sandang, tak pernah lepas dari tangan dan telinga mereka. Berbagai nada dering baik yang disko, reggae, maupun musik India menambah kemeriahan suasana. Kicauan burung merpati yang memenuhi taman juga terdengar merdu. Musim dingin di Hongkong ini sungguh memikat.
Malam menyambangi dan suasana makin hingar bingar. Hongkong menggeliat dengan pijaran lampu terang dan berwarna-warni. Sekelompok buruh migran berkulit cokelat mengangkat tubuh mereka dan melangkahkan kaki menuju pertunjukan musik. Melepaskan penat menikmati gemerlapnya Hongkong.
Post a Comment