Balada Anak-anak Bugil
Canda anak-anak ingusan di pinggir kali itu sungguh memikat. Serasa tak ada beban yang menggantungi hati dan pikiran mereka. Mereka tertawa lepas dan bebas. Aku iri melihat tingkah laku mereka dan merasa rendah diri dengan keadaanku. Masa kecil mereka menyeretku kembali ke dunia beliaku yang kuhabiskan dengan berkutat dengan buku. Buku-buku adalah teman terbaikku dan tak ada yang bisa kupercaya selain kumpulan kertas itu. Aku sukses menempuh dalam belajar, tetapi gagal sebagai manusia. Bebas dalam meneguk mimpi, tapi tubuhku tak kuberikan kesempatan untuk mengenal alam.
Anak-anak yang kini tengah bermain air, mencuatkan keinginan terbaruku untuk membuat semacam sekolah kreatif menulis bagi orang tak mampu. Tak menjadi persoalan dulu aku hanya mempunyai sedikit kenangan bermain-main kecil dengan teman sebaya. Tak menjadi masalah statusku sebagai anak tak gaul. Yang pasti, hilangnya masa kecilku harus kubalas dengan memberikan peranan hidup bagi dunia anak. Cita-citaku ingin menelurkan dan memunculkan talenta-talenta muda di kampung halamanku. Membujuk mereka untuk menjadi salah satu penulis yang diperhitungkan di dunia sastra tanah air. Semoga ada jalan menuju keinginan itu.
Post a Comment